Ekonomi Melemah, Begini Penjelasan Gubernur BI pada DPR

Rabu , 26 Aug 2015, 22:38 WIB
Agus Martowardoyo
Foto: istimewa
Agus Martowardoyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo membeberkan hasil pertemuannya dengan pimpinan DPR, Setya Novanto di Gedung Nusantara III Jakarta, Kamis (26/8), sore. Agus Martowardoyo menjelaskan pertemuannya itu dalam rangka mendiskusikan kondisi ekonomi dunia dan ekonomi nasional yang mengalami ketidak stabilan.

"Kita ceritakan juga langkah-langkah apa yang harus dilakukan BI bersama pemerintah untuk merespon kondisi yang berkembang ini. Namun kami juga mendapat masukan, sehingga ini menjadi bagian agar Indonesia mempersiapkan diri menghadapi tantangan," tuturnya.

Lebih lanjut, kata dia, BI memberitahukan DPR khsususnya terkait nilai tukar yang lebih disebabkan faktor eksternal atau kondisi ekonomi global. Di mana, kata Agus, saat ini ekonomi Amerika tengah membaik dengan menaikan bunga. Ini berbanding terbalik dengan kondisi di Cina yang mengalami pelemahan nilai tukar sebab devaluasi Yuan. Selain itu, harga komoditi yang selama tiga tahun terus mengalami penurunan.

"Ini semua berdampak pada penurunan uang ke Indonesia, karena terakhir memang pasar modal dunia sedang mengalami kejatuhan. Indonesia juga terjadi kejatuhan dan itu menyebabkan ada dana keluar," kata dia.

Agus menjelaskan kepada pimpinan DPR tentang pertumbuahan Indonesia yang mengalami penurunan selama dua tahun terakhir hingga menyusut sampai 4,7 persen. Namun, itu dapat dimengerti sebab ekonomi global yang juga menurun. Menurutnya, di awal BI dan pemerintah tengah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dikuartal I dan II 2015 berada dikisaran 5-5,1 persen. Meskipun kenyataannya saat ini berada di 4,7 persen.

Selain itu, dia menjelaskan melemahnya ekonomi Indonesia dilatarbelakangi karena pemerintahan baru serta APBNP yang baru disetujui pada Februari. "Ada penyesuaian nomenklatur, pengisian jabatan, dan juga perlu ada proses pengaaan lelang dan sebagainya. Itu sudah kita bahas dan kita ketahui."

Agus pun meminta agar masyarakat dan dunia usaha agar tetap tenang dan tidak panik menghadapi kondisi saat ini. Agus menyarankan pada eksportir agar melepas kurs dolarnya agar ada suplay tersedia dolar dalam negeri.

"Mohon rakyat Indonesia tetap tenang dan kami tahu dunia usaha banyak yang kuatir punya utang dalam dan luar negri dan tidak melakukan lindung nilai. itu harus hati-hati mengelola perusahaannya dan kami ingatkan itu setahun lalu," kata dia.

Meski demikian, kata Agus, BI memberikan jaminan akan senantiasa berada di pasar dan menjaga stabilitas pasar valuta asing.