REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pimpinan DPR RI, Taufik Kurniawan menegaskan posisi Indonesia tidak untuk berharap mendapat pinjaman utang dari Dana Moneter International (IMF). Menurut dia, ini adalah rangkaian kunjungan dari Managing Director IMF Christine Lagarde dalam konferensi tingkat tinggi soal masa depan ekonomi Asia.
Taufik menegaskan, kedatangan Lagarde bukan dalam kapasitas untuk memberi tawaran hutang pada Indonesia. Yang pasti, tegas dia, DPR membawa misi untuk mendapatkan informasi terkait kebijakan ekonomi yang saat ini dijalankan oleh Amerika Serikat (AS). Sebab, antara IMF, AS dan PBB memiliki kedekatan.
“Kita harap ada ‘bridging’ informasi sampai kapan kebijakan AS soal ekonomi global diberlakukan,” kata Taufik di kompleks parlemen Senayan, Rabu (2/9).
Menurut Taufik, kebijakan yang diberlakukan oleh AS sangat memengaruhi kondisi ekonomi dunia. Misalnya saja soal suku bunga bank sentral Amerika. Selain itu, masih adanya perang dingin antara AS dengan Rusia dan AS dengan Cina juga ikut memengaruhi kondisi ekonomi global.
“Adanya perang dingin antara AS dengan Rusia membuat terjadinya perang harga minyak hingga mencapai di bawah 50 US Dolar per barel,” tegas dia.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini kembali menegaskan, posisi Indonesia tidak dalam posisi berharap bantuan apapun dari IMF. Sebab, kondisi Indonesia saat ini dan dulu sudah berbeda. Meskipun, saat ini Indonesia juga sedang dilanda krisis, namun, tidak dalam posisi untuk meminta bantuan utang.
“Standing poin tidak dalam posisi meminta atau mengharapkan bantuan apapun pada IMF,” tegas dia.