REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah kemanusiaan membayangi kunjungan kenegaraan Presiden Mesir Jenderal Abdul Fatah al Sisi ke Indonesia. Salah satunya terkait kebijakan keamanan dalam negeri Mesir yang dinilai melanggar HAM dan demokrasi.
Anggota Komisi I DPR yang membidangi urusan luar negeri, Ahmad Zainuddin berharap Presiden Joko Widodo betul-betul memperhatikan aspek politik dan kemanusiaan tersebut. Karena pemerintah Mesir saat ini terbangun dari proses yang kontroversial melalui kudeta.
"Masalah HAM dan kemanusiaan di Mesir ini saya kira perlu sekali dipertimbangkan pemerintah. Kalau perlu Presiden Jokowi menolak kedatangannya," ujar Zainuddin di Jakarta, Kamis (3/9).
Menurut Zainuddin, jika kedatangan Al Sisi tidak mungkin ditolak atas dasar hubungan bilateral, ada dua hal yang perlu disampaikan Presiden Jokowi kepada Presiden Al Sisi.
Pertama, Indonesia perlu mendorong agar Mesir mengedepankan aspek kemanusiaan dan HAM dalam kebijakan keamanan dalam negerinya. Sejak menjadi Presiden Mesir, kebijakan keamanan dalam negeri Al Sisi selalu menjadi sorotan dunia karena banyak melanggar HAM dan demokrasi. Mesir menjadi salah satu rezim paling tidak demokratis di kawasan saat ini.
Kedua, pemerintah Indonesia perlu menyuarakan upaya kemanusiaan terkait masalah Palestina. Salah satunya, mendorong agar Mesir senantiasa membuka Pintu Rafah di perbatasan Mesir-Palestina.
"Pemerintah kita harus memaksimalkan ini untuk menyuarakan aspirasi strategis terkait masalah Palestina. Misalnya, buka Pintu Rafah sepanjang tahun," imbuh anggota pengawas intelijen Komisi I DPR ini.
Zainuddin mengapresiasi kebijakan Mesir yang membuka Pintu Rafah bagi warga Palestina di Gaza pada 17 Agustus 2015 lalu yang hanya berlaku selama 15 hari untuk tahun ini. Namun Zainuddin berharap, Presiden Jokowi dapat mendorong Al Sisi agar membuka Pintu Rafah sepanjang tahun.
Bagi rakyat Palestina di Gaza, Pintu Rafah menjadi nadi kehidupan mereka. Jika Mesir ingin tidak ada lalu lintas ilegal melalui terowongan, maka menurut Zainuddin, kuncinya adalah membuka blokade melalui pembukaan Pintu Rafah sepanjang tahun.
"Jangan lagi ditutup. Ini sesuai komitmen Presiden Jokowi sendiri yang selalu diucapkan dalam pidato untuk mendukung kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina," tegas politisi PKS ini.
Sebagai negara besar dengan kekuatan militer terkuat di Afrika Utara dan Timur Tengah, lanjut Zainuddin, Mesir diharapkan bisa memainkan peran lebih besar dan strategis lagi bagi kemaslahatan dunia Islam dan kawasan.
"Presiden Jokowi sebaiknya melakukan pendekatan tersebut. Pendekatan ini menunjukkan kontribusi Indonesia dalam mendukung ketertiban dunia di kawasan lain, sesuai amanat Pembukaan UUD 1945," imbuh politisi dari daerah pemilihan DKI Jakarta I ini.
Pemerintahan Mesir di bawah Jenderal Abdul Fatah al-Sisi cukup kontroversial. Karena Al Sisi berhasil menjadi presiden Mesir melalui kudeta yang menganulir pemerintahan sebelumnya yang terbentuk secara demokratis.
Al Sisi direncanakan melakukan lawatan kenegaraan ke beberapa negara di Asia pada 31 Agustus-5 September 2015. Negara yang dikunjungi antara lain Singapura, India, Cina, dan Indonesia. Namun belum diketahui tanggal pasti kunjungannya ke Indonesia. Yang pasti, al Sisi telah tiba di Singapura pada Ahad, 30 Agustus 2015.
Bila jadi berkunjung ke Indonesia, kunjungan Sisi merupakan kunjungan Kepala Negara Mesir pertama dalam lebih dari 30 tahun sejak lawatan Presiden Husni Mubarak ke Jakarta pada 9-11 April 1983. Mesir merupakan salah satu negara yang pertama mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia.