DPR Desak KNKT Investigasi Soal Insiden Senggolan Pesawat

Selasa , 05 Apr 2016, 13:32 WIB
Pesawat Batik Air dengan nomor registrasi PK-LBS (belakang) dipindahkan oleh petugas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/4) malam.
Pesawat Batik Air dengan nomor registrasi PK-LBS (belakang) dipindahkan oleh petugas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (4/4) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginvestigasi kejadian persenggolan pesawat Batik Air dan Trans Nusa secara mendalam. Pasalnya kejadian persenggolan tidak hanya baru kali ini terjadi.

Ketua Komisi V Fary Djemy Francis mengatakan ini merupakan insiden ketiga yang berkaitan dengan senggolan pesawat. Insiden pertama, terjadi di Makassar antara Garuda dan Lion Air pada 2012. Kemudian insiden kedua terjadi di Bali bahkan terjadi hampir di udara pada Februari 2016.

"Untuk kita minta KNKT untuk investigasi jangan terlalu dangkal. Kita minta investigasinya dengan dalam. Kita akan rapat minggu depan terkait rekomendasi ini," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (5/4).

Politikus Partai Gerindra mengatakan meski insiden ini belum sampai pada terjadinya kecelakaan, namun harus mendapatkan perhatian serius. "Berkaitan dengan Air Traffic Control (ATC), kita minta cabut lisensinya dan pilotnya juga dibekukan," kata Fary.

Dia menyebut slot penerbangan di bandar udara Halim Perdanakusuma adalah 21 penerbangan dalam satu jam dan dalam satu lintasan (runway). Kondisi ini harus dievaluasi karena itu merupakan penerbangan militer. Sekitar 40 persen penerbangan di Halim merupakan penerbangan sipil dan 60 persennya militer.

"Kalau betul 21 penerbangan per jam dengan satu runway artinya harus dievaluasi terkait pemanfaatan di Halim. Belum lagi pergerakan atau parkir di sana," kata dia.

Untuk wilayah-wilayah yang digunakan untuk penerbangan militer harusnya menggunakan alternatif lain. DKI Jakarta merupakan ibu kota negara dan sudah semestinya ada satu pangkalan udara steril dan khusus untuk militer.

Siberitakan sebelumnya, Pesawat Batik Air dengan rute Halim Perdanakusuma - Ujung Pandang, nomor penerbangan ID 7703 sewaktu melakukan proses lepas landas (take off) bersenggolan dengan pesawat TransNusa yang saat itu sedang ditarik oleh traktor (dalam proses pemindahan). Karena hal itu, pilot in command memutuskan untuk membatalkan take off (aborted take off) untuk memastikan keselamatan penumpang. Penerbangan ID 7703 membawa 49 penumpang dan tujuh kru dan dipastikan semua penumpang dalam keadaan selamat.