REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Ekuador. Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Nurhayati Ali Assegaf mengatakan Indonesia dan Ekuador memiliki kondisi iklim dan demokrasi yang sama.
Kedekatan ini sudah ada sejak Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat. SBY menyambut hangat kedatangan Presiden Ekuador Rafael Correa Delgado ke Indonesia. Sebaliknya, SBY pun sudah pernah berkunjung ke Ekuador. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden RI ke Ekuador.
"Meski jarak (Indonesia-Ekuador) jauh, tapi hubungan sangat dekat," kata Nurhayati di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/4).
Sayangnya, hari ini Duta Besar Ekuador untuk Indonesia Rodrigo Riofrio berpamitan. Rodrigo akan dipindahtugaskan ke Republik Dominika. Nurhayati berharap hubungan ini akan terus berlanjut ke duta besar-duta besar selanjutnya. Selama ini kerjasama antara Indonesia dengan Ekuador sudah terjalin cukup lama, khususnya dengan BKSAP. Indonesia berperan sangat penting dalam pertemuan Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF).
"Kami inisiator adanya forum perempuan parlemen Asia Pasifik yang sudah direalisasikan Januari lalu di Kanada," kata dia. Forum ini diharapkan bisa dilanjutkan ke pemberdayaan perempuan, baik di bidang politik maupun di bidang pembuat keputusan seperti eksekutif dan yudikatif.
Rodrigo sendiri mengucap terima kasihnya pada Nurhayati. Sebab, selama ini BKSAP sudah memberikan akses yang mudah bagi Ekuador untuk bekerjasama. "Saya senang dengan Indonesia dan orang-orangnya, mudah-mudahan bisa tetap menjalin komunikasi," kata Rodrigo.