DPR: Pembebasan 10 Sandera WNI Bentuk Keberhasilan Negosiasi

Ahad , 01 May 2016, 19:13 WIB
Keluarga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Agustin Pilohoma (50) dan Jemmy Repi (58) duduk di belakang foto putranya, Alfian Elvis Repi, di kediaman mereka di Desa Kauditan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (6/4).
Foto: Antara/Adwit B Pramono
Keluarga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf, Agustin Pilohoma (50) dan Jemmy Repi (58) duduk di belakang foto putranya, Alfian Elvis Repi, di kediaman mereka di Desa Kauditan, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (6/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR, Mahfud Sidik, mengapresiasi pembebasan 10 sandera WNI oleh kelompok perompak Abu Sayyaf, Ahad (1/5). Menurut Mahfud, pembebasan sandera dengan selamat merupakan bentuk keberhasilan langkah negosiasi pemerintah.

"Saya apresiasi langkah pembebasan yang dilakukan secara bersama-sama antara perusahaan, Kementerian Luar Negeri dan TNI. Keberhasilan ini patut disyukuri mengingat kasus-kasus yang serupa yang dialami negara lain kerap mengalami kegagalan negosiasi," ujar Mahfud dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad.

Ia berkata, tidak jarang ada negosiator yang ikut tersandera dalam pembebasan. Mahfud yang mengikuti perkembangan pembebasan sandera  juga mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Filipina yang terorganisir dengan baik.

DPR berharap keberhasilan ini dapat meningkatkan kepercayaan pemerintah dalam melanjutkan proses pembebasan empat sandera lainnya. "Ke depannya, pemerintah kedua negara harus meningkatkan pembicaraan kerja sama antar wilayah perbatasan untuk menutup celah potensi kasus penyanderaan lainnya," ucap Mahfud.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Pandjaitan di pada 21 April lalu mengatakan pemerintah masih melacak keberadaan empat WNI yang diculik di perairan perbatasan Malaysia dan Filipina pada 16 April 2016.

(Baca Juga: Perompak Abu Sayyaf Akhirnya Bebaskan 10 WNI)