REPUBLIKA.CO.ID, SORONG – Wakil Ketua Komisi IV DPR, Herman Khaeron meminta agar Badan Urusan Logistik (Bulog) yang sudah menginjak usia 49 tahun tidak hanya bertugas sebagai penyalur beras. Akan tetapi Bulog bisa bertindak sebagai distributor komoditas pangan lokal.
“Bulog jangan hanya menjadi penyalur beras, tapi juga menjaga sistem ketahanan pangan nasional. Sehingga Bulog tidak hanya distribusi beras tapi juga komoditas lainnya seperti pangan lokal,” kata Herman saat kunjungan ke Gudang Bulog Divre Papua dan Papua Barat di Sorong, Papua Barat, Selasa (10/5).
Herman meminta agar Bulog mencari jalan keluar untuk permasalahan pangan di Papua dan Papua Barat. Menurutnya sudah tidak relevan lagi untuk mengirimkan beras bagi masyarakat Papua dan Papua Barat.
Ia menyontohkan pengiriman beras ke titik distribusi sebesar Rp 8.865 per kilogram. Namun ini baru sampai di titik distribusi bukan di titik pembagian. Dengan sulitnya akses di Papua dan Papua Barat serta tambahan biaya untuk mengirimkan beras ke titik bagi, maka akan abis di ongkos distribusi. Apalagi jika konsumsi beras di Papua dan Papua Barat meningkat.
Jika kebutuhan pangan nasional bisa dipenuhi dengan pangan lokal, lanjutnya, kenapa tidak. Misalnya pangan lokal untuk masyarakat Papua bisa dengan ubi, pisang, jagung dan sagu. Jadi selain memberikan jaminan pangan terhadap masyarakat papua, juga berkontribusi melakukan ketahanan pangan dengan diversifikasi.
“Seharusnya kebijakan nasional sudah ke arah sana. Kalau mengejar produksi terus, mau sampai kapan? Dengan begitu, beban kebutuhan beras nasional juga berkurang,” tegas politikus Partai Demokrat ini.