REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal DPR RI Winantuningtyas Titi Swasanany mengajak pegawai di kompleks parlemen untuk dapat menjalankan ibadah secara tepat waktu, khususnya kepada seluruh pegawai Sekretariat Jenderal DPR RI.
Demikian dikatakannya saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Isra Mi'raj Nabi Besar Muhammad SAW, di Masjid Baiturrahman, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (12/5).
“Saya pribadi merasa ada keharuan dalam peringatan Isra Mi'raj. Ada dialog antara Allah dan Nabi terkait dengan perintah untuk shalat tepat waktu. Untuk itu, saya mengimbau dan mengajak agar shalat tepat pada waktunya,” kata Win, panggilan akrab Winantuningtyas.
Namun, di satu sisi, Win mengakui memang sulit untuk mengerjakan shalat dengan tepat waktu karena rutinitas pekerjaan yang cukup banyak di kompleks parlemen.
“Kita berada di lingkungan politik yang harus selalu mendampingi anggota dewan ketika rapat dan beraktifitas, seperti mencatat dan lain sebagainya,” imbuh Win.
Dalam acara yang bertema "Dengan Peringatan Isra Miraj Nabi Besar Muhammad SAW, Kita Tingkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT, serta Pengabdian Kita kepada Bangsa dan Negara" itu, Win meminta segenap pegawai sekretariat memaknai dan mencermati Isra Mi'raj. Ia juga mengingatkan bahwa Nabi Muhammad selalu menjadi suri teladan yang baik bagi umat manusia.
Ustaz Syamsul Arifin dalam kesempatan tersebut menyampaikan ceramah dengan tema "Kebangkitan Islam, antara Optimisme dan Realitas". Dia menegaskan, kebangkitan Islam semakin sulit dibendung. Hampir setiap hari banyak orang yang masuk Islam.
Ia memulai ceramahnya dengan pengalaman pribadi ketika melakukan ceramah ke Amerika Serikat dan Kanada. Ia mengaku kebangkitan Islam di AS sangat baik. Contohnya, dengan semakin banyak dibangunnya masjid di beberapa negara bagian AS, seperti di Texas dan Washington DC.
“Semakin banyak orang di sana (AS--Red) masuk Islam, semakin memantapkan iman kita. Semakin dihujat dan dihina, Islam semakin berkibar. Cahaya Islam tidak meredup, tetapi semakin terang benderang di mana-mana, yang ditandai dengan banyaknya orang masuk agama Islam,” kata Ustaz.
Ia pun mencoba membandingkan suasana di Indonesia dan AS. Menurut dia, Indonesia yang menyandang titel sebagai negara Muslim terbesar di dunia saja masih minim masjid dan Islamic centre. Di Manhattan, ada belasan masjid. Di Las Vegas, yang katanya kota judi saja, sudah ada banyak masjid. Salah satunya Masjid as-Sabur.
Sebagai negara Muslim terbesar di dunia, seharusnya Indonesia menjadi contoh. Namun, kini Indonesia mengalami kemunduran yang luar biasa. Hal ini diakibatkan kemerosotan moral bangsa.
“Negara yang maju, ketika ada penyakit masyarakat, segera dicegah dan dicari penyebabnya agar tidak menyebar,” imbuh Ustaz.