Ketua DPR Ragukan Ekonomi Pulih Kalau Tax Amnesty Gagal

Jumat , 10 Jun 2016, 14:42 WIB
Ade Komarudin  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ade Komarudin (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ade Komarudin, menilai realisasi RUU pengampunan pajak atau tax amnesty merupakan jalan satu-satunya bagi penyehatan perekonomian nasional. Meski tidak sepenuhnya, kebijakan ini juga berkaitan dengan APBN-P 2016.

"Saya jujur saja kalau tax amnesty nggak masuk, saya pesimis tentang perekonomian kita. Kalau tax amnesty nggak sukses di UU atau pun aplikasinya, saya ragu (dengan) perekonomian nasional. Bisa defisit melebihi batas UU, 3 persen. Itu lampu merah," kata Ade kepada wartawan jelang buka bersama di Bekasi, Kamis (9/6) petang.

Jika UU tax amnesty dijalankan, politikus Golkar ini yakin semua uang yang teparkir di luar negeri akan masuk ke dalam negeri. Pajak akan masuk ke negara.

Hal itu, menurutnya, bisa menjadi sumber dana untuk menggerakkan perekonomian. Tax amnesty, diperlukan dalam konteks penyehatan perekonomian nasional.

Ia meminta semua pihak untuk melepaskan kepentingan politik. Apabila UU ini tidak berhasil diterapkan, Ade khawatir suatu saat akan ada gaji PNS, TNI, atau Polri yang tidak sanggup dibayarkan. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran bisa terjadi di mana-mana lantaran lemahnya kondisi ekonomi nasional.

Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui panitia kerja (Panja) menyebut pembahasan RUU Tax Amnesty akan selesai pada Juni 2016. Ia tidak mau tahu soal deadline molor. "Yang penting jadi. Harus jadi," kata Ade.