REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi X DPR RI Teuku Riefki Harsya mengemukakan, pihaknya ingin potensi wisata religi yang ada di sejumlah daerah dapat dikembangkan karena memiliki daya tarik tersendiri.
"Saat ini Komisi X DPR RI memang sedang melihat potensi-potensi destinasi wisata, terutama wisata religi," kata Teuku Riefki Harsya dalam rilis yang diterima di Jakarta, Senin (25/7).
Komisi X DPR juga telah melakukan peninjauan di Jawa Tengah beberapa waktu lalu guna melihat sejumlah tempat seperti Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Gereja Bleduk, dan Klenteng Sam Poo Kong di Semarang. Riefky menilai, bahwa Jateng mempunyai potensi wisata religi yang luar biasa serta mempunyai sejarah panjang perdamaian dan keharmonisan antaragama. Kebereradaan tiga rumah ibadah yang dikunjungi ini bentuk dari keharmonisan tersebut.
"Jadi ini bukti keharmonisan masa lalu. Tidak hanya untuk menceritakan sejarah, tapi juga jadi obyek wisata yang menarik bagi para wisatawan nusantara dan mancanegara," jelas politikus Partai Demokrat (PD) itu.
Menurut dia, potensi yang luar biasa terhadap wisata religi ini tentu tidak akan berkembang kalau tidak ada dukungan dari pemerintah daerahnya serta sinergi dari lembaga kementerian pusat untuk mendukung pemda. Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR Ferdiansyah menginginkan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dapat menguatkan program dan membenahi kualitas sumber daya manusia dalam mengembangkan sektor pariwisata dengan lebih optimal.
"Peningkatan keragaman dan daya saing produk atau jasa pariwisata nasional di setiap destinasi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional turut menjadi pandangan Komisi X DPR kepada Kemenpora dalam pembuatan Nota Keuangan RAPBN TA 2017," kata Ferdiansyah dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (23/7). Menurut politikus Partai Golongan Karya (Golkar) itu, dengan meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata di berbagai daerah maka juga akan meningkatkan daya saing pariwisata di dalam dan luar negeri.