Anggaran Balitbang Kemenkes Rp 800 M, Zika Harus Diteliti

Ahad , 04 Sep 2016, 22:15 WIB
 Nyamuk Aedes aegypti penyebab visrus zika.
Foto: Reuters/ Paulo Whitaker
Nyamuk Aedes aegypti penyebab visrus zika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Saleh Daulay meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan penelitian yang serius tentang zika, mulai dari obat untuk menyembuhkannya sampai vaksin pencegahnya. Saleh mengatakan, hingga saat ini belum ada negara yang memiliki hasil penelitian tentang virus yang telah menjangkiti banyak negara tersebut. Karenanya, penelitian tentang zika merupakan strategi jangka menengah yang wajib dilakukan pemerintah. 

"Saya ingat betul dulu pada saat kita diserang flu burung, kita melakukan penelitian tentang itu dan berhasil. Ada beberapa vaksin yang dapat mencegah flu burung. Nah, hal yang sama harus dilakukan untuk kasus zika, " ujarnya, saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (4/9). 

Menurut Saleh, pemerintah telah mengusulkan anggaran sebesar Rp 800 miliar untuk Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes dalam RAPBN 2017. Dia mendorong agar anggaran Balitbang itu digunakan utuk meneliti tentang zika. 

Saleh juga meminta pemerintah untuk tidak menganggap enteng ancaman zika. Sebab, virus zika yang ditemukan di Singapura diyakini menyebar karena adanya evolusi dari nyamuk lokal penyebab demam berdarah. Hal yang sama, kata dia, sangat mungkin terjadi di Indonesia yang memiliki kesamaan iklim dengan Singapura. 

"Mungkin saja yang ditemukan di Singapura itu virus zika tropikal, karena nyamuknya berkembang biak di negara tropis. Oleh karena itu, penelitian itu sangat penting untuk ketahanan bangsa kita," kata anggota DPR dari Fraksi PAN tersebut.