REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ade Komarudin mengimbau kepada seluruh pemuda Indonesia untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur Sumpah Pemuda yang jatuh pada setiap tanggal 28 Oktober. Menurutnya, nilai-nilai Sumpah Pemuda sudah mulai luntur karena banyak orang sudah melupakannya. Pada momentum ini, menurut dia saat yang tepat untuk menunjukkan kreativitas anak muda.
Sumpah Pemuda yang dideklarasikan tanggal 28 Oktober 1928 mengikrarkan satu tanah air, yakni tanah air Indonesia, satu bangsa yakni Bangsa Indonesia dan satu bahasa, yakni Bahasa Indonesia.
Politisi Partai Golkar ini menegaskan, bahwa pemuda Indonesia harus kembali membangun karakter nasional dan bergotong royong membangun bangsa ini dalam bingkai persatuan dan persaudaraan. "Kita harus memperkuat nilai-nilai universal, membangun kembali karakter nasional dan bekerja sama tanpa memandang latar belakang kita. Itulah makna sumpah pemuda yang harus diwujudkan," kata Ade, di Jakarta, Kamis (27/10).
Selain itu, Akom berharap, pada momentum sumpah pemuda ini, sudah semestinya pemuda Indonesia memperlihatkan kreativitas dan prestasinya untuk bangsa, bahkan harus dibuktikan pada dunia bahwa pemuda Indonesia bisa bersaing di kancah global.
“Pemuda harus bangkit, tunjukkan pada dunia bahwa pemuda Indonesia bisa berdiri di mana pun, bisa bersaing dengan siapapun," ujarnya.
Bangsa Indonesia ini, lanjut dia, sedang mengalami kesulitan di bidang ekonomi, keuangan negara sedang sulit. Untuk itu, pemuda tidak boleh berpangku tangan saja.
Menurutnya, banyak cara untuk menyelamatkan ekonomi bangsa ini, salah satunya adalah dengan memaksimalkan potensi UMKM. Sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang diminati dan dikembangkan pemuda dan pemudi Indonesia.
"Melihat peluang yang ada dalam UMKM ini saya berharap ke depan terbangun kemandirian ekonomi," kata dia.
Pria yang akrab disapa Akom itu berharap, sektor UMKM kuat dan berdaya saing, supaya pemberdayaan perlu dilakukan secara sungguh-sungguh mengingat sektor ekonomi yang digeluti jutaan rakyat ini masih terbelit berbagai persoalan.
"Mulai dari rendahnya akses pasar dan permodalan, lemahnya kualitas skill SDM, lemahnya penguasaan teknologi serta rendahnya prasyarat mutu yang dihasilkan. Sementara dari sisi eksternal, liberalisasi ekonomi menjadi tantangan tersendiri bagi kemampuan survivalitas UMKM," kata Dia.
Artinya, lanjut Akom, pemuda dan pemudi di masa yang akan datang harus mampu menjadikan UMKM sebagai pilar perekonomian bangsa. "UKM ini mampu bertahan dan oleh karena itu kita harus kembangkan lagi di masa yang akan datang," kata Akom.