REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Setiap 10 November rakyat Indonesia memperingati Hari Pahlawan. Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini menilai, peringatan dimaksud tentu tidak boleh kering makna dan sekadar seremonial. Tapi benar-benar berwujud dalam bentuk pengorbanan untuk kepentingan bangsa dan negara.
Jazuli meminta bangsa Indonesia tidak hanya ingat atau tahu nama pahlawan, namun lupa pelajaran penting dari kepahlawanan yaitu kesedian berkorban. ''Hari ini siapapun yang sedia berkorban untuk kepentingan negara, secara implisit ia layak disebut pahlawan. Pengorbanan ini penting untuk terus kita tumbuhkan di tengah tantangan dan problem kebangsaan yang semakin banyak,'' kata Jazuli, dalam siaran persnya, Rabu (9/11).
Menurutnya, pengorbanan menjadi barang mahal jika sudah bertemu dengan ego, ambisi, kepentingan pribadi atau kelompok termasuk dalam mengelola negara ini. Anggota Komisi I ini lalu mengatakan, banyaknya masalah yang mendera bangsa ini dan belum aktualnya potensi besar yang dimiliki bangsa, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia sedikit banyak terjadi karena lemahnya semangat pengorbanan di kalangan anak bangsa termasuk di kalangan pemimpin negara/daerah, pengusaha dan profesional.
Indonesia, kata dia, punya potensi besar yang belum aktual. Tanahnya subur dan terkenal sebagai negara agraris, tapi produk pertanian masih impor, dan petani miskin. Indonesia negara kepulauan, tapi ikan dicuri orang, nelayan tidak sejahtera.
Indonesia kaya tambang dan sumber daya mineral, tapi belum banyak memberikan manfaat ekonomi yang signifikan buat rakyat. ''Ini karena kita semua tidak punya semangat pengorbanan yang kuat,'' ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, negara ini butuh pemimpin, pengusaha, profesional, dan generasi muda yang siap berkorban mengatasi ego dan kepentingan pribadi dan kelompoknya demi mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera. ''Itu kunci kemajuan Indonesia,'' ucapnya.