Peternak Sapi Bali Minta Bantuan Terus Berkelanjutan

Senin , 14 Nov 2016, 06:37 WIB
Peternakan sapi perah (ilustrasi)
Foto: Umar Mukhtar
Peternakan sapi perah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SERANGAN -- Peternak Sapi Bali meminta agar bantuan dari pemerintah terus dilakukan secara berkelanjutan, Ahad (13/11). Para peternak yang tergabung dalam Sentra Peternak Rakyat (SPR) mengaku sangat merasa terbantu dengan program tersebut.

Dalam kunjungan Komisi IV DPR RI ke Desa Belok/Sidan, Kabupaten Badung, pelaku usaha peternakan sapi bali menyampaikan keberlanjutan bantuan bisa membantu bisnis kolektif mereka. Pada akhirnya, para peternak ini bisa mewujudkan kedaulatan usaha.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita mengatakan sapi Bali adalah salah satu sapi unggul Indonesia. Sapi ini memiliki kemampuan adaptasi dan tingkat fertilitas tinggi. Sehingga nilai jualnya pun sangat tinggi. "Ini menjadi potensi lokal yang harus terus digali dan dioptimalkan," katanya.

Selama ini, pemerintah telah mengucurkan bantuan diantaranya proyek inseminasi dari semen beku. Ini bertujuan untuk meningkatkan produksi. Bantuan tersebut masuk dalam program 'wajib bunting' yang sedang diusung Kementerian Pertanian bidang peternakan.

Selain bantuan program ini, pemerintah juga memberi bantuan penguatan pakan. Bantuan ini meliputi pemberian pakan sebanyak dua kg per hari selama 150 hari. Bantuan diberikan pada sejumlah anggota SPR.

Manager SPR Jayagiri, Kadek Dwi Pebri Dyantari berharap bantuan ini terus berlanjut. Pasalnya belum semua peternak mendapat bantuan serupa. Meski demikian, ia menilai para peternak masih bisa mandiri dengan upaya mereka.

Dyantari mengatakan saat ini SPR baru berjalan selama satu tahun terakhir. Anggotanya mencapai 493 orang dengan kepemilikan terhadap sekitar 1.960 sapi. "Dengan adanya bantuan bisa membantu produksi sapi lebih banyak dan menjamin kesejahteraan peternak," kata Dyantari.

Keberadaan SPR menampung hampir semua peternak yang ada agar bisa lebih terorganisir. Seperti membuat sistem penjualan satu pintu juga menyalurkan hasil produksi langsung pada pembeli. Selama ini, peternak mengandalkan tengkulak yang membayar rendah namun mereka menjualnya kembali dengan harga lebih mahal.

SPR pun berencana membuat koperasi agar sistem keuangan kelompok peternak lebih baik. Fenomena yang ada di masyarakat adalah para peternak menjual sapi betina mereka untuk biaya masuk sekolah anak-anak mereka. Padahal, sapi betina adalah tonggak utama produksi sapi Bali.

Keberadaan koperasi adalah untuk mencegah peternak menjual betina-betina produktif mereka. Anggota Komisi IV DPR RI yang meninjau lokasi peternakan SPR berjanji akan memperjuangkan kebutuhan-kebutuhan mereka meski tidak bisa semua.

Ketua rombongan kunjungan kerja Komisi IV DPR RI, Siti Soeharto mengatakan para peternak perlu menghasilkan kinerja yang baik agar program bantuan bisa tetap berlanjut. "Kalau berhasil pasti dilanjutkan," kata dia.