REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia memberikan kepastian beroperasinya pabrik Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang), Jawa Tengah. Mulai 2017, pabrik Semen Rembang dijamin dapat beroperasi tanpa kendala.
Kepastian dari pemerintah terkait kelanjutan Semen Rembang disambut baik dan didukung oleh DPR. Ketua Komisi VI DPR Teguh Juwarno, Selasa (29/11), mengungkapkan, Semen Indonesia memiliki budaya perusahaan yang bersahabat dengan lingkungan. Sikap DPR tersebut setelah melihat langsung pohon yang rindang, bebas debu, air melimpah dan terjaganya lingkungan pascapenambangan saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik Semen Tuban dan Semen Rembang, pekan lalu.
Kondisi tersebut menampik alasan menolak keberadaan pabrik Semen Rembang. Teguh mengapresiasi apa yang dilakukan Semen Indonesia dalam penambangan ramah lingkungan. Lahan bekas penambangan dikembalikan lagi dalam bentuk reklamasi yang justru punya potensi berkelanjutan, misalnya hutan, sumber air, pertanian, perikanan bahkan bisa menjadi destinasi wisata.
"Ini harusnya dijadikan standar penambangan dan diterapkan oleh semua pabrik semen yang ada di Indonesia,” ucap Teguh dalam keterangan pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (29/11).
Teguh menyebutkan, sebenarnya tidak perlu ada yang dikhawatirkan dengan beroperasinya pabrik Semen Rembang. Cara pengelolaan pabrik Semen Tuban merupakan rujukan untuk pembangunan di Rembang.
Pendapat yang sama dikemukakan Wakil Ketua Komisi VI DPR Azam Azman Natawijana. Ia menyatakan Semen Rembang merupakan milik negara dan harus dilindungi. "Perlindungannya berarti mendukung Semen Rembang sebagai BUMN harus dapat segera beroperasi," ujar dia.
Azam mengatakan, banyak kerugian dialami negara bila Semen Rembang gagal beroperasi. Apalagi nilai investasi dikucurkan merupakan angka yang amat banyak mencapai Rp 4,9 triliun.
Sebelumnya di Cirebon, Jawa Barat, Senin (28/11), Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, telah menyampaikan bahwa pabrik Semen Rembang dapat beroperasi tahun depan. "Prosesnya lancar. Hingga kini, proses pembangunan pabrik Semen Rembang menuju tahap akhir. Kalau tidak salah, ada perbaikan sedikit soal (izin) lingkungan," tutur Rini.
Dia juga memastikan masyarakat sekitar areal pabrik semen tidak perlu khawatir dengan polusi debu dan kekurangan debit air. Ini lantaran Semen Rembang telah menerapkan teknologi canggih seperti penyaringan material dan pembuatan embung sebagai penampung air.
Pabrik Semen Rembang dikabarkan telah merampungkan 97 persen proses pembangunannya dan diperkirakan setiap tahunnya mampu berproduksi 3 juta ton. Nantinya, pabrik Semen Rembang dapat beroperasi dan berproduksi selama 130 tahun.