REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi IV DPR Edhy Prabowo menginginkan sistem budi daya dalam pertanian dapat dikembangkan dalam bentuk yang berkelanjutan serta berpihak kepada petani. "Ke depan sistem budidaya yang diharapkan adalah yang berkelanjutan, berpihak kepada para petani, dan para pengusaha sektor pertanian," kata Edhy Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (14/12).
Menurut Edhy, dalam mengembangkan budidaya tanaman berkelanjutan juga harus selaras dengan program pemberdayaan para petani yang banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Untuk itu, ujar dia, pemerintahan juga diharapkan dapat memberikan perhatian lebih kepada para petani.
"Kami ingin memiliki petani yang hebat yang bisa melakukan apa saja. Hanya peran pemerintah apakah sudah melakukan pembinaan," katanya.
Ia menambahkan karenanya konsep anggaran juga harus berpihak kepada petani dan sistemya juga harus benar-benar berkesinambungan di bawah satu kementerian. Karena itu, menurut politisi Partai Gerindra itu, diperlukan sistem terpadu antarkementerian dalam rangka untuk saling menguatkan dan mendukung para petani tersebut.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (6/12), mengatakan ingin produksi pertanian terdongkrak melalui pengembangan sumber-sumber air, alat mesin pertanian, serta peningkatan akses modal bagi petani melalui kredit usaha rakyat.
"Sejak 2015 pemerintah telah mengubah fokus anggaran Kementan untuk belanja sarana prasarana, yaitu pada kisaran 60 persen, dan dalam RAPBN 2017 nantinya ditetapkan belanja sarana prasarana pertanian sebesar 70 persen dari total anggaran yang ada di Kementan atau senilai Rp16,6 triliun," katanya.
Presiden mendapatkan laporan saat ini lahan pertanian di Indonesia mencapai seluas 36,8 juta hektare tapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu contohnya, kata Presiden, adalah ada luas lahan persawahan 8,1 juta hektare namun baru 4,1 hektare yang teraliri air irigasi yang itupun masih perlu diperbaiki.
"Saya minta fokus atasi masalah sarana prasarana ini, saya juga ingatkan ada 4 juta lahan sawah yang belum teraliri air. Masih ada juga 5,02 juta hektare huma ladang dan 12,01 juta hektare tegal atau kebun yang perlu dibuatkan kantong air atau embung agar bisa nanam dua kali," katanya.