Petani Singkong Lampung Keluhkan Anjloknya Harga Jual

Rabu , 21 Dec 2016, 10:06 WIB
Pedagang memilah singkong
Foto: dok. Republika
Pedagang memilah singkong

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Para petani singkong di Provinsi Lampung mengeluhkan harga singkong yang semakin terpuruk dan terus anjlok. Di sisi lain kran impor singkong terus dibuka padahal Lampung sendiri merupakan penghasil singkong utama di Indonesia. Harga singkong yang anjlok ini berakibat hasil panen yang diperoleh tak lagi mampu menutupi semua biaya produksi yang telah dikeluarkan.

Hal itu disampaikan Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim dan Bupati Lampung Tengah Mustafa dalam Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Provinsi Lampung, Senin (19/12).

"Sebanyak 30 persen kontribusi pertanian di Lampung Tengah adalah singkong. Namun, kini harga singkong jatuh. Padahal areal petani singkong di Lampung Tengah terbesar di Indonesia. Di Lamteng, 70 persen petani diuntungkan dari menanam singkong. Karenanya, diperlukan kebijakan pemerintah menentukan standar baku," ungkap Mustafa Bupati Lamteng.

Sementara itu, Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim menyampaikan bahwa Pemkab Lampung Timur akan melakukan konversi tanaman untuk mengantisipasi harga singkong di tempat petani.

“Harus ada konversi. Petani singkong di Lampung Timur merugi selama 2016. Harganya anjlok lebih dari 50 persen atau jadi Rp 350/kg dari sebelumnya Rp 1.300/kg,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Herman Khaeron mengatakan, akan segera mengundang Menteri terkait untuk membahas harga singkong, penurunan harga singkong merupakan imbas distorsi impor sementara sistem petani sporadis, jika harga tinggi semua menanam saat impor pun terlalu banyak.

"Setelah Masa Reses ini, kita (Komisi IV) akan segera memanggil Menteri terkait untuk mencari solusi atas persoalan rendahnya harga singkong di kalangan petani, pada dasarnya kita tidak setuju adanya impor singkong jika produksi singkong dalam negeri sudah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagaimana tadi dipaparkan para Bupati di Lampung," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPR Daniel Johan bahwa impor singkong harus dibatasi atau bahkan tidak usah impor sehingga tidak membawa dampak yang merugikan petani singkong dalam negeri.

 

Sumber : pemberitaan dpr