REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi I DPR RI mengajak para pemuda Indonesia untuk terus menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pasalnya apa yang dikerjakan para pemuda akan menjadi tonggak sejarah untuk mempersiapkan kepemimpinan tanah air.
"Kita adalah anak kandung Indonesia, yang berhak mewarisi negeri ini adalah kita, bukan bangsa lain. Maka membangun dan menjaga Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar Abdul Kharis dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, semalam.
Kharis menilai 'perjuangan' penuh mahasiswa untuk memberantas penyalahgunaan narkoba dan minuman keras (miras) akan meminimalisir degradasi moral di kalangan usia anak muda saat ini. Miras, kata dia, adalah salah satu gerbang menuju kepada penggunaan narkoba.
"Sebagai generasi muda kita harus lawan miras dengan peran kita masing masing,” ujar wakil rakyat PKS dari daerah pemilihan Solo Raya ini.
Oleh karena itu, DPR bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), DPD RI, dan seluruh elemen masyarakat siap membantu serta memfasilitasi para mahasiswa agar siap menjadi satuan tugas (satgas) antinarkoba. “Aktivis dakwah harus siap untuk melawan narkoba, kami siap memfasilitasi pelatihan untuk menjadi satgas anti narkoba,” kata Kharis.
Seperti diberitakan sebelumnya, Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDKI) seluruh Indonesia menyelenggarakan Rapimnas III yang bertempat di Surakarta, Solo, Jawa Tengah pada 24 hingga 26 Februari 2017. Acara tersebut dihadiri 120 peserta yang merupakan pimpinan dari 37 pusat komunikasi daerah sebagai perwakilan dari lembaga dakwah kampus se-Indonesia.
Salah satu agenda penting dari acara ini adalah mendeklarasikan "Gerakan Nasional Peduli Negeri" yang akan berfokus pada upaya pencegahan narkoba dan miras dalam rangka membangun nasionalisme mahasiswa.
Rapimnas yang terselenggara dengan kerjasama antara DPR RI Komisi I, Gerakan Nasional Anti Narkoba (GANAS ANAR) MUI, Gerakan Anti Miras (Genam) dan DPD RI ini akan menindaklanjuti pertemuan dengan menyusun beberapa langkah strategis. Di antaranya adalah adanya advokasi kurikulum anti narkoba, anti miras, dan wawasan kebangsaan pada saat orientasi mahasiswa baru.
Turut pula hadir pula dalam acara tersebut anggota DPD RI Fahira Idris (Ketua Umum Gerakan Nasional Anti Miras), Titik Haryati (Wakil Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Nasional Anti Narkoba), serta perwakilan dari FSLDK Indonesia Hanafi Ridwan Dwiatmojo selaku Ketua Puskomnas FSLDK Indonesia.