REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarnoputri bertemu dengan Presiden Moon Jae-In dan diminta menjadi jembatan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan. Megawati menyampaikannya saat berkunjung ke pulau Jeju, Korea Selatan, Selasa (30/5). Pernyataan Megawati ini dikuatkan anggota DPR Komisi III Herman Hery yang turut serta dalam pertemuan dengan Presiden Moon Jae-In, Senin (29/5) lalu.
Menurut Herman, Presiden Moon percaya bahwa persoalan politik Selatan dan Utara hanya bisa selesai dari pendekatan kemanusiaan. Segala blokade dan boikot menurutnya tidak akan menyelesaikan persoalan. Sehingga Harus berbicara dari hati ke hati.
Politisi asal NTT ini menambahkan, Presiden Moon sepakat dengan Megawati Sukarnoputri untuk tidak melibatkan Amerika Serikat terlalu dalam sebab akan mendapatkan resistensi besar dari Utara. Menurutnya, bentuk konkrit dari permintaan Presiden Moon Jae-in akan terlihat dalam empat bulan ke depan.
"Permintaan ibu (Megawati) direspon positif tetapi Moon juga berharap agar Utara tidak memprovokasi Selatan lewat rudal dan uji coba nuklir," kata Herman melalui siaran pers yang diterima Republika.
Presiden Moon telah meminta Megawati untuk turut serta dalam pertemuan delegasi reunifikasi dari Korea Selatan dan Korea Utara yang digelar empat bulan mendatang. Keinginan Presiden Moon Jae-in untuk menyatukan dua Korea, sebenarnya juga terlihat dari beberapa sesi yang akan digelar dalam Jeju Forum for Peace and Prosperity ke-12.
Acara ini akan digelar pada tgl 31 Mei-2 Juni 2017 di Pulau Jeju. Pembicaraan tentang keamanan regional di tengah peningkatan tensi politik Korea Selatan dan Utara akan dibicarakan Moon Chung-in, utusan khusus Presiden Moon Jae-in untuk urusan unifikasi.