REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Muhidin Muhammad Said mengakui penanganan arus mudik dan balik Lebaran tahun ini jauh lebih baik. Sehingga kemacetan dan angka kecelakaan relatif lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dia pun memuji kinerja Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan sejumlah stokeholder yang terlibat dalam penanganan mudik lebaran.
Kendati penanganan arus mudik dan balik sudah semakin baik, tapi tetap pihaknya ingin jauh lebih baik lagi pada masa-masa yang akan datang. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi setelah musim mudik ini selesai. Sehingga, kata Muhidin, apa yang menjadi kelemahan tahun ini tidak terjadi lagi pada musim mudik tahuh berikutnya.
"Sejauh ini saya anggap penanganan arus mudik dan balik lebaran jauh lebih bagus. Terus, koordinasi yang sudah berjalan ini perlu ditingkatkan lagi ke depan, agar lebih bagus lagi," ujar Politikus Partai Golkar itu memuji, melalui pesan singkatnya, Ahad (2/7).
Bahkan disebutnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya serta jajarannya telah bekerja baik mempersiapkan penyelenggaraan mudik dengan terus berkoordinasi. Kemudian, Muhidin juga memuji Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) juga dinilai telah bekerja dengan baik di lapangan.
"Saya lihat Korlantas mengerahkan seluruh personilnya di seluruh daerah untuk mengamankan jalannya mudik di tiap daerah. Diantaranya dengan melakukan rekayasa lalu lintas jika kondisi jalan padat pengendara," ujar Muhidin.
Lanjut Muhidin, penanganan moda transportasi juga sudah sangat baik. Sebagai contoh, Muhidin memaparkan, seluruh angkutan umum bus di semua daerah dilakukan uji kelayakan jalan oleh Dinas Perhubungan untuk selanjutnya diberi stempel stiker warna biru di bagian depan bus. "Itu dilakukan agar pemudik, masyarakat tahu bahwa bus bersangkutan telah lulus uji atau lulus ramp check," kata Muhidin.
Dengan koordinasi sangat baik antar stokeholder yang terlibat, maka proses arus mudik dan balik berjalan sesuai dengan skenario. Salah satunya yang dilakukan oleh pihak kepolisian saat terjadi kepadatan kendaraan, yakni dengan rekayasa lalu lintas atau alternatif lainnya.