DPR Inisiasi Pertemuan Delegasi Khusus Bahas Rohingya

Kamis , 07 Sep 2017, 11:59 WIB
Seorang bocah Rohingya duduk di samping ibunya yang berisitirahat setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Rabu (6/9).
Foto: Danish Siddiqui/Reuters
Seorang bocah Rohingya duduk di samping ibunya yang berisitirahat setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar di Teknaf, Rabu (6/9).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menginisiasi pertemuan antara delegasi Indonesia, Turki, dan Bangladesh untuk membahas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar. Hal itu dilakukan di sela ajang Forum Parlemen Dunia (WPF) di Nusa Dua, Bali yang akan ditutup hari ini, Kamis (7/9).

Fahri mengatakan Bangladesh yang merupakan negara tetangga Myanmar hingga saat ini masih enggan membuka perbatasan untuk menampung pengungsi dari etnis Rohingya. Turki tampak menonjol menginisiasi bantuan kemanusiaan ke negara berkonflik tersebut, termasuk melakukan ancaman dan tekanan politik ke militer Myanmar.

"Sayang sekali parlemen Myanmar tidak hadir di pertemuan yang sedang berlangsung ini," kata Fahri dalam keterangan tertulis, Kamis (7/9).

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengimbau pemerintah Indonesia bersikap tegas. DPR RI pun sudah menunjukkan posisinya dan terus menggalang dukungan dari parlemen dunia untuk bantuan politik dan kemanusiaan.

Ketua DPR RI, Setya Novanto di acara ini juga mendorong delegasi Yordania bersikap sama menghadapi berbagai tragedi kemanusiaan, khususnya Palestina dan Myanmar. Ia menilai Indonesia dan Yordania memiliki pandangan sama menghadapi tantangan global, seperti penanggulangan terorisme dan mendorong stabilitas kawasan.

"Indonesia dan Yordania selalu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Indonesia menerima pengungsi Rohingnya. Yordania juga menerima pengungsi dari Suriah," kata Novanto.

DPR RI, kata Novanto dalam waktu dekat akan membawa resolusi penyelesaian masalah Rohingya ke pertemuan Majelis Parlemen ASEAN di Manila, 15-19 September mendatang. Yordania juga diharapkan membawa misi sama ke sidang Inter Parliamentary Union (IPU) di Rusia, Oktober 2017.

Suara Indonesia dan Yordania di berbagai forum internasional, dinilai Novanto menunjukkan solidaritas kemanusiaan untuk etnis Rohingya. Harapannya pemerintah Myanmar segera mewujudkan perdamaian di wilayahnya tersebut.

Wakil Ketua Parlemen Yordania, Khamis Atieh mengatakan Yordania sudah menampung lebih dari satu juta pengungsi Suriah. Yordania juga ingin membantu penyelesaian tragedi kemanusiaan atas etnis Rohingya di Myanmar.

"Kami juga berterima kasih kepada Indonesia yang turut mengecam aksi kekerasan Israel ke Masjid Al-Aqsa beberapa waktu lalu," katanya.