REPUBLIKA.CO.ID, MALUKU -- Pengelolaan energi listrik di Provinsi Maluku dinilai masih belum merata. Hal ini disebabkan minimnya insfrastruktur dan pengelolahan energi, sehingga masyarakat lokal belum dapat merasakan manfaat atas kekayaan alam yang dimiliki.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron berharap kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tulehu di Maluku dapat menjadi sumber energi listrik bagi Provinsi Maluku. "Maluku butuh 50 MW lagi untuk saat ini dan untuk tenaga listrik ke depan, ketersedian pembangkit listrik di Maluku ini masih di angka 60 MW. Jadi, harus terus dikembangkan pembangkit-pembangkit baru termasuk bagaimana mengeksploitasi sumber energi dari panas bumi hingga sampai di angka 100 MW,” kata dia, saat mengunjungi PLTP Tulehu di Maluku, Senin (27/10).
PLTP Tulehu merupakan proyek dari PT. PLN (Persero) berkapasitas 2x10 MW. Proyek ini terletak di Desa Suli dan Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. PLTP Tulehu menjadi PLTP pertama yang dibangun oleh PLN. PLTP ini ditargetkan beroperasi secara komersial COD (Commercial Operation Date) di tahun 2019. PLTP yang dibangun di lahan 1.920 ha tersebut akan memperkuat sistem kelistrikan di Pulau Ambon.
"Dari 1.200 desa yang ada di Maluku, masih ada 400 desa yang belum teraliri aliran listrik, hal ini menjadi tugas dari PLN. Musti dipikirkan bagaimana agar dapat menerangi seluruh desa-desa yang ada di Indonesia utamanya di Maluku ini," kata politikus Demokrat ini.
Herman mengatakan PLTP ini bisa memasok listrik dengan kapasitas 20 MW. "Tidak sampai di sini, tentu kalau kawasan ini berkembang dan kebutuhan listrik makin banyak maka berbagai pembangkit yang bersumber dari energi primer lainnya harus dikembangkan juga," kata Herman.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa Komisi VII memberikan apresiasi kepada PLTP Tulehu karena dikelola langsung oleh PLN. Ia berharap agar PLN terus mencari sumber energi lain yang basisnya energi yang lebih murah dan ramah lingkungan. "Bisa saja nanti ada energi matahari, karena ini akan menjadi energi masa depan kita bersama," kata Herman.
Dalam kunjungan tersebut, turut hadir anggota Komisi VII lainnya seperti Mercy Chriesty, Katherine A. Oendoen, Tjatur Sapto, Bara Hasibuan, dan Peggi Patricia Pattipi.