REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Michael Wattimena menduga adanya pihak yang sengaja menyebabkan harga beras menjadi tinggi. Oleh karena itu pihaknya menolak rencana pemerintah yang akan melakukan impor beras dalam mengatasi tingginya harga beras dan menambah stok beras nasional.
"Jadi kami minta kepada Satuan Tugas (satgas) Ketahanan Pangan untuk bergerak cepat menyelidiki penyebab tingginya harga beras. Terus mengungkap aktor dan pihak-pihak yang merugikan hajat hidup orang banyak dan masyarakat kecil ini, pinta Politikus Partai Demokrat," saat dikonfirmasi pada Selasa (16/1).
Selain itu Wattimena juga mempertanyakan penjelasan Direktur Pengadaan Bulog Andrianto Wahyu Adi, yang menerangkan kondisi stok beras nasional aman dan masyarakat diminta tidak perlu khawatir karena stok Bulo hingga dua bulan ke depan akan siap sedia. Namun kenyataannya, setelah memasuki bulan Januari 2018, terjadi hiruk pikuk mengenai rencana impor beras yang ekuivalen dengan yang dijelaskan tersebut.
Maka dengan demikian, Wattimena ingin mengetahui apa yang menyebabkan kurangnya stok beras nasional. "Saya sudah minta informasi dari Kementerian Pertanian yang menjelaskan hanya melakukan pembinaan produksi padi sampai prapanen, sedangkan pascapanen bukan merupakan tanggungjwabnya," ujarnya.
Di lain pihak, tanggung jawab Bulog dalam melaksanakan tugas menyerap produksi petani dan menstabilkan harga bukan hanya hari ini, tetapi ini sudah menjadi rutinitas yang dilakukan oleh Bulog. Lalu tiba-tiba ada rencana impor beras, sambungnya, sedangkan Menteri Pertanian menyatakan dua bulan ke depan sudah ada panen.
"Kami di komisi IV DPR RI melakukan pembelaan terhadap petani, lalu kalau sampai hal ini terjadi bagaimana wajah kita di hadapan petani Indonesia, dimana? Sehingga Bulog jeli memandang ini," ujar Michael Wattimena.
Selanjutnya, dia juga meminta Bulog untuk segera mengirimkan surat kepada Kepolisian dan Satgas Ketahanan Pangan, sehingga Kepolisian dapat cepat mengungkap dan menangkap para spekulan yang menyebabkan tingginya harga beras. "Bulog harus melibatkan Satgas Pangan, karena mungkin saja mereka tahu, dimana kendala beras ini tidak sampai ke pengecer dan konsumen," tuturnya.