Ketua DPR Ingatkan Munculnya Paham Pengganti Ideologi Negara

Negara Pancasila adalah bentuk ideal dan sudah final bagi bangsa Indonesia.

Kamis , 15 Mar 2018, 10:19 WIB
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo.
Foto: dpr
Ketua DPR RI Bambang Soesatyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan dialog dan musyawarah harus menjadi jalan utama dalam menyelesaikan konflik dan perbedaan. Cara-cara demonstrasi yang membabi buta dan kekerasan tidak boleh lagi dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Hal itu disampaikan Bamsoet di acara Milad Akbar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) ke-54 di Yogyakarta.

Menurut Bamsoet kendati kebebasan dijamin oleh konstitusi, tetapi tidak boleh kebebasan itu bertentangan dengan hukum. Dahulukan cara dialog dan musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Kalau tidak bisa juga, biarkan hukum menjadi jalan terakhir. "Disitulah sejatinya kehidupan demokrasi yang berkeadaban," kata Politikus Partai Golkar dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (14/3) malam WIB.

Bamsoet mengingatkan agar semua pihak mewaspadai munculnya paham dan ajaran yang ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Semisal, munculnya ideologi khilafah atau ancaman bangkitnya kembali ideologi komunisme. Negara Pancasila adalah bentuk ideal dan sudah final bagi bangsa Indonesia.

Jika taruhannya adalah ideologi Pancasila, tegaknya NKRI serta persatuan dan kesatuan bangsa, maka tidak boleh ada keraguan sedikitpun untuk menyatakan sikap dengan tegas. Ideologi Pancasila harga mati. Karena itu harus kita jaga dan kita pertahankan, walaupun dengan pengorbanan jiwa dan raga, tegas Bamsoet.