REPUBLIKA.CO.ID, RIAU -- Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu mendorong adanya terobosan baru terkait permasalahan lifting minyak bumi dan gas (migas) yang terus menurun di PT Bumi Siak Pusako, Provinsi Riau. Ia mengakui, fakta di lapangan lifting yang terus menurun merupakan ciri dari sektor migas.
Hal itu ia ungkapkan setelah pertemuan dengan Dirjen Migas Kementerian ESDM RI, Kementerian LHK RI, Direktur Hulu Energi PT Pertamina (Persero), Dirut PT Pertamina Hulu Energi, Kepala SKK Migas, Dinas ESDM Provinsi Riau beserta jajarannya di kantor Badan Operasi Bersama (BOB) PT Bumi Siak Pusako, Pertamina Hulu Energi Riau, Riau, Selasa (13/3).
“Faktanya, lifting yang terus menurun merupakan ciri dari sektor migas. Namun, sayangnya, hal itu kurang didukung dengan tidak adanya investasi untuk menemukan sumber-sumber sumur baru yang hasilnya masih murni dan bisa untuk diambil,” ucap Gus Irawan.
Arcandra Tawarkan Investasi Skema Gross Split ke AS
Politikus F-Gerindra ini menyebutkan, seharusnya pemerintah bisa concern untuk melakukan investasi di sektor migas tersebut karena potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sumber daya migas masih sangat besar.
“Sesungguhnya kan di pusat kita mempunyai lembaga-lembaga pembiayaan yang setidaknya bisa memberikan modal, tetapi tidak ada di sini. Itu kenapa kita akan mendorong pemerintah dan mengawal kegiatan di sini, supaya lifting migas ini bisa meningkat,” ucapnya.
Terkait lokasi sumur sumber migas yang berada dalam satu wilayah dengan taman margasatwa, Gus Irawan menambahkan bahwa Komisi VII DPR RI juga sangat concern dengan keadaan lingkungan taman margasatwa ini serta keselamatan dari para pekerja migas.
“Lingkungan kita jaga, konservasi ekosistem juga kita dukung, tetapi jangan sampai potensi sumber daya alam yang ada di situ, tidak bisa ditelusuri dan dieksploitasi. Karena kan sumber daya ini juga untuk kepentingan masyarakat banyak,” kata politikus dapil Sumut itu.