REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Anggota Komisi VIII DPR RI Achmad Mustaqim mendesak langkah dan reaksi cepat dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta aparat setempat untuk menanggulangi bencana gempa bumi 4,4 SR di Banjanegara, Jawa Tengah. Langkah cepat semua pemangku kepentingan sangat diperlukan termasuk keterlibatan para relawan, supaya risiko lain yang lebih besar bisa dihindarkan.
Dalam keterangannnya saat dihubungi Parlementaria, Kamis (19/4), Anggota Dewan dapil Jateng VIII yang meliputi Kabapaten Banyumas dan Cilacap ini menyatakan prihatin dan berduka cita atas terjadinya gempa yang melanda Kabupaten Banjarnegara itu.
Menurut Mustaqim, menyusul terjadinya gempa pada Rabu (18/4) sekitar pukul 13.30 WIB itu, saat ini telah ditetapkan 4 desa sekitar yang menjadi tempat pengungsian bagi sekitar 525 KK atau sekitar 2.100 orang. Ke 4 desa tersebut adalah Desa Sidakangen, Ploringan, Kertosari, dan Kasinoman. Hal-hal yang segera diperlukan bagi warga korban bencana adalah mandi, cuci, kakus (MCK), air bersih dan obat-obatan maupun makanan sehat.
“Saya berharap Pemda setempat tentunya segera berkordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memantau terus kemungkinan-kemungkinan akibat gempa, termasuk munculnya gempa susulan. Ini juga perlu diantisipasi,” tekan Mustaqim.
Lebih lanjut Anggota Dewan yang membidangi masalah sosial dan kebencanaan ini menyatakan, gempa bumi yang melanda Kabupaten Banjarnegara beberapa tahun ini telah menyadarkan semua pihak. Bahwa berbagai bencana alam sering terjadi di daerah-daerah yang dinyatakan sebagai daerah risiko bencana kategori tinggi, sebagaimana peta rawan bencana yang dikeluarkan oleh BNPB.
Banjarnegara sebagai salah satu kabupaten yang mempunyai risiko bencana kategori tinggi, kata Mustaqim, semestinya telah mempunyai kesiapsiagaan yang memadai dalam menanggulangi kejadian bencana. Dari laporan yang diterima, dalam musibah gempa dengan kekuatan sekitar 4,4 SR ini telah memakan korban. Data sementara meninggal 2 orang, puluhan korban luka- luka dan ratusan rumah rusak.