REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta pengamanan Kompleks Parlemen MPR, DPR, dan DPD diperketat pascatertangkapnya terduga teroris di Universitas Riau (Unri). Mereka diduga akan melakukan aksi teror di beberapa tempat, salah satunya Gedung DPR RI.
"Saya meminta untuk ditindaklanjuti terutama di titik-titik rawan di Kompleks Parlemen karena ada pintu masuk 'tikus' yang harus segera ditutup. Kalau bisa pintu masuk ke Kompleks Parlemen jumlahnya sedikit sehingga bisa dikontrol," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/6).
Dia mengatakan sebenarnya tidak terlalu yakin adanya ancaman tersebut, namun tetap saja ancaman sekecil apa pun harus diantisipasi sehingga tidak terjadi di Kompleks Parlemen. Menurut dia, alat pendeteksi metal sudah dipasang di seluruh pintu masuk terutama di lokasi yang menjadi tempat berkumpul orang di dalam Kompleks Parlemen.
"Saya minta juga kawan-kawan media waspada kalau ada orang yang mencurigakan apalagi kalau bawa tas ransel, harus hati-hati karena kemarin ditemukan semua peralatan yang siap meledak," ujarnya.
Bambang mengatakan Kompleks Parlemen merupakan salah satu objek vital dan tempat para wakil rakyat berkumpul sehingga kalau terjadi peristiwa teror maka gaungnya sangat berpengaruh dalam skala nasional. Dia mengimbau kawan-kawan media jangan terganggu kalau ada sedikit pengetatan ketika masuk Kompleks Parlemen mohon dimaklumi karena untuk keamanan dan keselamatan bersama.
Sebelumnya, Tim Densus 88 Anti-Teror Mabes Polri menyita empat bom siap pakai dalam penggeledahan di gelanggang mahasiswa Unri di Jalan HR Soebrantas di Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Riau, Sabtu (2/6). Kapolda Riau Irjen Pol Nandang mengatakan para pelaku mengaku bom tersebut rencananya akan diledakkan di kantor DPRD Riau dan DPR RI. Namun belum diketahui kapan bom tersebut akan diledakan karena polisi masih mendalami motif para pelaku.
Baca juga: Polri: Terduga Teroris di Unri Memilih Kampus karena 'Aman'