REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai seiring kondusifitas dan perdamaian yang berlangsung di Irak, akan banyak membuka peluang kerjasama antara Indonesia dengan Irak. Sebagai negara yang sedang sibuk membangun negerinya, Irak sangat membutuhkan jasa konstruksi dan power plan. Indonesia harus bisa mengambil peluang tersebut.
"Kondisi Irak yang sedang membangun negerinya setelah berhasil keluar dari jeratan ISIS dan berbagai konflik lainnya, merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk membangun berbagai kerjasama. Kini ada peluang besar bagi Indonesia untuk ikut terlibat membantu Irak memulihkan aktifitas perekonomiannya," ujar Bamsoet dalam siaran persnya, Rabu (11/7)
Sebagai negara yang memiliki cadangan Migas terbesar dunia, mantan ketua Komisi III DPR itu menganggap Irak punya posisi penting bagi Indonesia. Kesempatan tersebut telah diambil PT Pertamina untuk melakukan kegiatan eksplorasi produksi Migas di Irak. Bahkan disana Pertamina memiliki potensi cadangan minyak sebesar 16 miliar barel.
"Saya harap kerjasama baik yang sudah terjalin seperti dalam eksplorasi Migas yang dilakukan Pertamina, bisa terus ditingkatkan. Jadikan ini sebagai pintu untuk masuknya kerjasama di bidang lain. Jika Indonesia dan Irak bisa saling menguatkan, saya yakin prospek hubungan kita kedepannya tidak akan bisa digoyah oleh kondisi apapun," terang Bamsoet, saat menerima Perdana Menteri Irak, Zuhair Al Naher di Komoleks Parlemen.
Bamsoet mengatakan saat ini Irak telah keluar dari masa sulit karena berhasil menghadapi ISIS. Dalam recovery membangun negerinya, Irak membutuhkan banyak kerjasama dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia. Bamsoet menyampaikan, menurut Zuhair di Irak sangat terbuka dalam menerima investasi maupun kerjasama lainnya dengan Indonesia. Pertamina sudah mengambil peluang di bidang migas.
"Karena saat ini Irak sedang recovery, mereka sangat membutuhkan jasa konstruksi dan power plan. Tinggal sekarang bagaimana kita bisa memanfaatkan peluang ini dengan baik," tutur Bamsoet.
Menutup pertemuan, Politikus Partai Golkar ini berharap perdamaian di Irak selalu tetap terjaga. Jangan sampai ada lagi konflik kekerasan maupun perang yang merenggut banyak korban. Kedamaian di Irak merupakan bagian dari kedamaian dunia. Kata Bamsoet, sebagai anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2022, Indonesia punya peran dan tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan keamanan dan perdamaian dunia.
Apalagi, lanjut Bamsoet, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar dunia, menjadikan Indonesia punya posisi penting dalam mempertahankan dan mewujudkan perdamaian di berbagai negara berpenduduk muslim lainnya. "Karena itu, kondusifitas yang saat ini sudah terwujud di Irak semoga bisa tetap terus dijaga dengan baik," kata Bamsoet.