Jumat 31 Dec 2010 17:00 WIB
Jelang Pergantian Tahun

Bermuhasabah Saat Malam Tahun Baru, Republika Gelar Zikir Nasional

Rep: Damanhuri Zuhri, Rahmat Santosa B, CR01/ Red: Johar Arif
Acara dzikir akbar Republika
Acara dzikir akbar Republika

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Harian Umum Republika kembali menggelar Zikir Nasional pada malam pergantian tahun. Zikir Nasional kesembilan yang digelar Republika ini, yang bertempat di Masjid At-Tiin TMII, Jakarta Timur, akan dibuka secara resmi oleh Menteri Agama Suryadharma Ali pada Jumat (31/12). Acara ini diikuti oleh ribuan umat Muslim dan disiarkan langsung oleh dua stasiun televisi swasta, Jak TV dan Alif TV.

Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra, Ustaz Muhammad Arifin Ilham, menyambut acara rutin tahunan yang digelar Republika ini. ''Wah, negeri ini berkah sekali kalau bisa menemui pemahaman yang sama, muhasabah massal di malam tahun baru, mulai dari pemimpin sampai rakyatnya. Indah sekali,'' tutur Ustadz Arifin kepada Republika, Kamis (30/12). ''Ini sungguh luar biasa.’’

Ia mengajak umat Islam Indonesia bersama-sama memanfaatkan momentum pergantian tahun untuk melakukan muhasabah (introspeksi diri) dengan kegiatan yang dicintai Allah SWT seperti berzikir. Tahun baru 2011, katanya, harus dijadikan momentum perubahan ke arah yang lebih baik bagi umat Islam.

Ustaz Arifin mengingatkan kaum Muslim untuk menghindari perayaan tahun baru dengan kegiatan-kegiatan yang mubazir, apalagi berbau maksiat

Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Nasaruddin Umar, menyerukan hal yang sama. ''Saya harap umat melakukan muhasabah, pertobatan baik secara individu maupun kolektif terhadap kekeliruan serta dosa di masa lampau,'' imbuhnya.

Sementara, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengatakan, zikir berjamaah hukumnya mustahab karena menyebut nama Allah SWT dan tidak dikategorikan bid'ah. Zikir bersama ini bahkan membuka peluang terkabulnya doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT. ''Masa dari sekian banyak yang berzikir tidak ada yang dikabulkan. Ibarat padi mestinya tidak semua menjadi gabuk,'' tuturnya.

Namun, Ma'ruf menyatakan, zikir yang dilakukan tidak akan berpengaruh dan memberikan dampak jika menafikkan prinsip totalitas dan kekhusyuan. Karena, hakikat keberhasilan zikir ada pada pelibatan seluruh jiwa dan raga. Apalagi, esensi berzikir untuk mendekatkan diri dan memohon ampun kepada Allah.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement