Jumat 02 Jul 2010 00:01 WIB

Muktamar, Momentum Muhammadiyah untuk Lebih Mandiri

Rep: Yulianingsih/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, mengatakan muktamar seabad Muhammdiyah di Yogyakarta harusnya menjadi momentum untuk lebih mandiri. Menurutnya, hubungan antara pemerintah dengan Muhammadiyah pasti akan selalu baik.

Pasalnya hubungan itu bersifat simbiosis mutualistik yang saling menguntungkan satu sama lainnya. ''Kita memerlukan pemerintahan negara jelas, saya juga sangat yakin pemerintah butuh Muhammadiyah,'' ujarnya saat membuka sidang tanwir menjelang Muktamar Muhammadiyah di Asri Medical center (AMC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis (1/7)

Menurut Din, kehadiran Presiden SBY dalam pembukaan muktamar dengan media teleconference dari Meddinah tidak akan mengurangi bobot muktamar. ''Apapun modus pembukaan Muktamar, tidak akan mengurangi bobot dari Muktamar itu sendiri. Muktamar itu bobot atau tidak, kalau mentalitas kita pecundang karena kita takut dan khawatir jadilah kita pecundang,'' tandasnya.

Diakuinya, pembukaan muktamar Muhammadiyah yang menggunakan tehnologi informasi melalui telecoference dengan SBY dari Madinnah tersebut justru akan terlihat sangat bagus. PP Muhammadiyah sendiri jauh-jauh hari telah beraudiensi dnegan Presiden untuk kesediaanya membuka Muktamar.

Presiden, kata Din, memberikan dua alternatif saat itu yaitu membuka muktamar melalui teleconference dan hadir di muktamar untuk memberikan ceramah sebelum penutupan. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya, dia memilih akternatif pertama. Namun, kata dia, hal itu tidak akan berpengaruh terhadap pelaksanaan muktamar sendiri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement