Sabtu 03 Jul 2010 03:35 WIB

Muhammadiyah Diminta Atasi Kejumudan Ekonomi

Rep: Wisnu Wardhana/ Red: Budi Raharjo

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Peranan organisasi besar seperti Muhammadiyah sangat dinantikan dalam melahirkan pengusaha yang memiliki budaya dan pengetahuan memadai. Karena selama ini, pengusaha yang terlahir karena tidak terencana sehingga walaupun mereka kemudian menjadi pengusaha besar tapi sesungguhnya keropos.

Momentum satu abad lahirnya Muhammadiyah, menurut Presiden Indonesia Islamic Business Forum (IIBF), Heppy Trenggono, hendaknya dijadikan tonggak untuk lepas dari kejumudan itu. ''Muhammadiyah harus ambil bagian melepaskan bangsa ini dari cengkeraman seperti 350 tahun lalu,'' cetusnya, Jumat (2/7).

Heppy mengisahkan, KH Achmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah pada saat itu telah membuat gerakan untuk mewujudkan kemandirian ekonomi. Kemandirian ekonomi itu digulirkan setelah Indonesia selama 350 tahun dalam cengkraman penjajah akibat kebodohan. Dan saat ini, peristiwa yang hampir sama terulang pada zaman sekarang.

Oleh sebab itu, Muhammadiyah harus mengambil tiga langkah untuk mengembalikan kejayaan bangsa yang mandiri. Pertama adalah mengatasi kejumudan spiritual di mana pengusaha harus menjalankan usahanya sesuai perintah agama. Kedua, kejumudan kepemimpinan. Heppy mencontohkan saat ini banyak pemimpin yang sibuk tapi tidak untuk membangun bangsa melainkan dirinya sendiri sehingga korupsi merajalela ''Karena mereka menjadi pemimpin tidak tahu apa yang harus dibela,'' kritik pemilik PT Balimuda ini.

Ketiga, kejumudan ekonomi di mana bangsa ini tidak dapat bersaing dengan negara lain. Contoh yang paling nyata, ketika negara lain sibuk membicarakan perdagangan bebas, tapi Indonesia justru riuh dengan masalah subsidi, pendidikan yang makin mahal dan sebagainya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement