REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH – Seiring dengan modernitas dan berubahnya selera masyarakat Arab, desainer Reem Hajar melakukan terobosan besar di industri abaya. Ia memadukan abaya, gamis khas Timur Tengah, dengan desain orientalkhas Jepang.
Pengalaman hidup selama dua tahun di Jepang telah membentuk ide mode yang unik dan kreatif untuk diterapkan di negaranya. Desain abaya Hajar yang terkesan sporty dan warna-warni membuat abayanya lebih mudah dikenali masyarakat.
Hajar sendiri paham bahwa ia akan kesulitan mencari fashionista yang menggemari busana warna-warni khas Jepang. Karena itu, ia membuat desainnya lebih elegan, dengan menyajikan kimono sutra dengan warna lembut.
“Saya juga berhati-hati memilih bahan tekstil, dan selalu mencari kualitas terbaik,” kata Hajar pada Arab News, Jumat (12/9).
Hajar menampik dirinya menyadur desain-desain asli dari Jepang. Baginya, kimono hanya berfungsi sebagai inspirasi dalam membuat desain yang lebih sesuai bagi masyarakat Arab.
Ia memastikan desain abayanya bisa dipakai oleh wanita dengan rentang usia berapapun. Ia sadar abaya merupakan pakaian yang penting dan lekat dengan wanita Arab. Hajar pun tahu, tak banyak rumah mode internasional yang memahami pakaian ini.
“Saya menyediakan baju dengan tema dan desain yang menghormati tradisi Arab Saudi,” jelas Hajar.
Desain yang ia buat, katanya, disambut antusias oleh masyarakat. Menurut Hajar, selera wanita Saudi sudah banyak berubah. Mereka menjadi lebih berani dan tidak menghindari desain-desain terbaru.
“Para desainer seakan didukung untuk membuat gaya trendi, tanpa menghilangkan keunikan abaya Arab,” lanjutnya.
Saat ini, Hajar tengah fokus membuat pakaian yang kreatif, namun praktis. Dia menyatakan keinginannya untuk segera meluncurkan busana model t-shirt untuk wanita berkerudung.