Senin 19 Mar 2012 11:04 WIB

Jangan Racuni Anak dengan Asap Rokok!

Orang tua perokok kerap meremehkan bahaya kebiasaan mereka terhadap anak-anaknya. (ilustrasi)
Foto: www.mnn.com
Orang tua perokok kerap meremehkan bahaya kebiasaan mereka terhadap anak-anaknya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Anda termasuk orangtua perokok? Anda juga kerap merokok tak jauh dari si buah hati? Satu pertanyaan untuk Anda: Sadarkah bahwa Anda sedang meracuni anak Anda sendiri?

"Lebih dari 43 juta anak di Indonesia itu hidup satu rumah dengan perokok. Padahal anak-anak yang terpapar asap tembakau ini dapat mengalami pertumbuhan paru yang lambat. Kalau dia bayi yah, lebih mudah kena bronchitis, infesksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan juga asma," kata Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih.

Endang sendiri menilai laju konsumsi rokok itu dipicu sejumlah faktor di antaranya adalah gencarnya iklan rokok di berbagai media. Lantaran itulah pemerintah segera berupaya untuk mengendalikan konsumsi rokok.

Iswandi Morbas dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyambut baik peraturan tentang pengendalian tembakau. "Sangat mengkhawatirkan sekarang ini. Dulu perokok pemula masih umur 13 tahun, lebih kurang sekitar lima tahun lalu. Sekarang ini usia tujuh hingga delapan tahun sudah merokok. Lama-lama pada usia balita sudah merokok juga nantinya," kata Iswandi Morbas. "Di negara maju sendiri, di Amerika, rokok di televisi sudah dikurangi, malah tidak ada. Iklan-iklan di luar ruangan juga demikian. Sangat dibatasi," tambahnya.
Sebelumnya Juru Bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Nursila Dewi menilai komitmen pemerintah dalam berupaya mengurangi jumlah perokok sudah baik namun yang dibutuhkan sekarangini adalah penegakan hukum yang tegas. "Pemerintah lokal dan sentral berusaha untuk pelan-pelan bergeser menjadi masyarakat yang lebih sehat yang dibutukan sekarang penegakan hukumnya," ungkap Nursila Dewi.

sumber : voanews
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement