REPUBLIKA.CO.ID, Menurut Dr. Richard Stein, kardiologis serta juru bicara untuk Asosiasi Jantung Amerika, meski penelitian lanjutan masih dibutuhkan, tipe darah ini bisa dimasukkan dalam daftar sebagai pertimbangan ketika dokter menilai pasien tentang risiko penyakit jantung, karena tes yang bisa mengungkapkannya ini tidak mahal serta tanpa efek.
Untuk mengurangi risiko penyakit jantung, seseorang harus berolahraga, makan dengan benar dan mengatur berat badan serta rajin kontrol kolesterol.
“Mengetahui bahwa tipe darah bisa meningkatkan resiko penyakit jantung bisa juga meningkatkan motivasi orang-orang untuk menjaga diri mereka sendiri serta menghentikan kebiasaan buruk,” tambahnya.
Menurut Palang Merah Amerika, O adalah golongan darah yang paling umum, diikuti oleh A, B dan AB. Sekitar 45 persen kulit putih, 51 persen kulit hitam, 57 persen Hispanik dan 40 persen orang Asia yang memiliki golongan darah O.
Tipe A: 40 persen kulit putih, 26 persen kulit hitam, 31 persen Hispanik dan 28 persen orang Asia.
Tipe B: 11 persen kulit putih, 19 persen kulit hitam, 10 persen dari Hispanik dan 25 persen orang Asia.
Tipe AB: 4 persen dari putih dan kulit hitam, 2 persen dari Hispanik dan 7 persen dari Asia.
Penelitian ini akan dipublikasikan di jurnal Arteriosclerosis, Thrombosis and Vascular Biology.