REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkah merasa Anda sudah berolahraga secara rutin, sudah menyantap makanan sehat, tapi masih saja tersisa sedikit lemak di perut yang sangat sulit dihilangkan?
Ketika ini terjadi, Anda mungkin mengira memiliki gen yang buruk yang menyulitkan Anda menghilangkan lemak. Seperti dikutip dari Huffington Post, yang sebenarnya Anda tidak tahu adalah lemak yang tak kunjung hilang di perut itu mungkin disebabkan oleh stres.
Salah satu hormon yang dilepaskan sebagai reaksi dari stres adalah kortisol. Hormon ini berperan penting dalam mengembalikan keseimbangan tubuh. Manusia pun tidak mungkin hidup tanpa hormon ini.
Melihat pada sejarahnya, respons tubuh manusia dari stres adalah dengan melawannya atau kabur darinya. Ketika hal tersebut dilakukan tubuh pun memanfaatkan hormon stres sesuai fungsinya.
Upaya tubuh melawan stres kemudian membutuhkan banyak tenaga. Kortisol lalu bekerja ibarat tubuh yang sedang menimbun cadangan energi. Tubuh pun merasa lapar.
Energi yang hilang untuk melawan stres lalu harus diganti. Gula dan lemak lantas menjadi sumber energi yang kaya. Tak heran jika saat stres melanda, perasaan ingin melahap cokelat, es krim, dan kentang goreng muncul.
Sel lemak otomatis menjadi 'cadangan energi' yang ditimbun. Hormon kortisol juga sangat spesifik mengenai tempat penyimpanan lemak di tubuh. Hormon ini memilih menyimpan lebih banyak lemak di bagian perut. Lemak yang disimpan juga sangatberbeda dengan lemak yang terdapat di persis di bagian bawah kulit. Lemak ini pasalnya tidak terlampau berguna untuk merespons stres.
Lemak perut akibat stres letaknya dekat dengan pembuluh darah di liver, menyebabkan proses perubahannya menjadi glukosa bisa cepat dilakukan. Kemudian untuk dilepas ke aliran darah dan memberikan energi yang dibutuhkan untuk melawan stres.