Selasa 28 Oct 2014 14:37 WIB

Diburu Deadline, Jurnalis Rentan Terkena Diabetes

Rep: Antara/ Red: Indah Wulandari
Penderita diabetes menjalani pengobatan.
Foto: AP Photo/Reed Saxon
Penderita diabetes menjalani pengobatan.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Menjalani profesi sebagai jurnalis ternyata harus siap mengalami rentan risiko diabetes karena kerap mengalami tekanan kerja atau stres yang berlebihan.

"Ketika stres, akan merangsang hormon kita naik, lalu memicu kadar gula untuk naik, biasanya tuntutan deadline akan membuat wartawan berisiko stres tinggi,” kata Kepala Divisi Metabolik Endokrin Departemen IPD FKUI dan RSCM Dr Em Yunir, Selasa (28/10)

Menurut dia, ketika wartawan stres akan dilanjutkan dengan datangnya emosi yang tinggi, maka harus segera mencari cara meredam emosi tersebut.

"Cara meredam emosi tersebut biasa berbeda bagi tiap orangnya, yang penting harus dihindari jika stres lalu cepat emosi," ujarnya.

Selain itu, dia menuturkan biasanya seseorang memiliki potensi menderita diabetes jika keluarganya juga memiliki riwayat diabetes. Di mana ketika memasuki umur 40 tahun menjadi awal usia ketika diabetes ini mulai muncul.

Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa menurut sebuah penelitian pada 2008, di Indonesia tercatat dari 1.390 pasien yang menderita diabetes, 74 persen diantaranya tidak melakukan pengobatan. Ini membuktikan bahwa masyarakat masih mengesampingkan dampak kesehatan dari penyakit diabetes.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement