Rabu 11 Feb 2015 18:28 WIB

Ini Bahaya Membeli Obat Online

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Obat-obat populer yang beredar secara online mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan stroke dan kematian mendadak.
Foto: Republika/Prayogi
Obat-obat populer yang beredar secara online mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan stroke dan kematian mendadak.

REPUBLIKA.CO.ID, Ahli kesehatan dunia mempringatkan bahwa membeli obat-obatan dan suplemen dari internet jauh lebih berisiko ketimbang mengunjungi apotek atau toko obat. Satu klik tetikus bisa menyebabkan Anda tak sadar masalah kesehatan serius yang Anda hadapi.

Tren membeli obat secara online ini terus tumbuh di sejumlah negara di dunia, berdasarkan riset penasihat klinis NPS MedicineWise, Dr Philippa Binns. Banyak situs farmasi online berbasis di luar negeri dan pasar obat online lainnya menjual obat palsu dan ilegal.

"Semua situs itu memang tampak profesional, namun tanpa resep dokter atau pernyataan medis lainnya," kata Binns, dilansir dari Body and Soul, Selasa (11/2).

Kebanyakan konsumen membeli obat online, seperti obat pelangsing, disfungsi ereksi, obat mengatasi kebotakan, viagra, alat bedah kosmetik, jarum suntik, terapi penggantian hormon, prozac, valium, obat penghilang rasa sakit dosis tinggi, antibiotik, bubuk pelangsing, bahkan obat untuk kesuburan. Binns mengatakan tak ada jaminan bahwa apa yang sudah Anda bayar sama kualitasnya dengan apa yang Anda dapatkan.

US Food and Drug Administration mengungkapkan bahwa 72 persen dari jenis obat-obat populer yang beredar secara online mengandung bahan kimia yang bisa menyebabkan stroke dan kematian mendadak. Di Adelaide, ada kasus di mana seorang wanita dirawat di rumah sakit karena psikosis akibat mengonsumsi suplemen pelangsing yang dibelinya secara online. Setelah diteliti, suplemennya mengandung sibutramine yang menyebabkan masalah jantung.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement