REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebagian besar tubuh manusia merupakan cairan. Karena itu air memiliki peranan penting untuk tubuh manusia.
Menurut dokter spesialis okupasi, dr Maya Setyawati, MKK, SpOk, semua orang sangat membutuhkan cairan untuk tubuhnya. Sayangnya banyak pekerja yang masih belum mengetahui hal ini.
"Tubuh manusia sebagian besar merupakan cairan," kata Maya, Rabu (5/3). Dia menambahkan sekitar 60-70 persen tubuh manusia merupakan air. Kandungan air pada organ tubuh terdapat pada otak, liver, ginjal, darah, dan tulang. Oleh karena itu manusia tidak bisa hidup tanpa air.
Dia menjelaskan air merupakan zat gizi yang memiliki fungsi penting untuk tubuh. Air memiliki peran untuk menstabilkan suhu tubuh, memperlancar makanan, memperlancar peredaran darah, metabolisme tubuh, dan pelumas sendi. Maya mengatakan, tanpa disadari, selalu ada cairan yang keluar dari tubuh. Misalnya ketika sedang menguap dan berkeringat.
Asupan cairan yang dibutuhkan tubuh adalah 2.500 mililiter, sedangkan cairan yang keluar sebanyak 1.500 mililiter. Untuk memenuhi asupan cairan tubuh, Maya menyararankan agar sering mengkonsumsi sayur dan buah. Makanan-makanan itu memiliki asupan air yang banyak dibandingkan makanan cepat saji.
Kemarin, buku "Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif" diluncurkan di Jakarta. Penulisnya adalah tim Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) yang bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Menurut Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, dr Anung Sugihantono, MKes, peluncuran buku ini membidik para pekerja, manajemen perusahaan, dan pengusaha. Selain itu buku ini sangat penting dan sangat bermakna untuk dibaca oleh orang-orang yang bekerja di bidang kesehatan daerah terpencil, termasuk para praktisi industri mikro.
Anung mengatakan, layanan kesehatan Indonesia bertumpu pada dinas kesehatan provinsi, daerah, dan puskesmas. Ia lalu memberikan contoh masyarakat Indonesia di daerah terpencil, seperti di ujung Pandeglang dan di ujung Cianjur. Di daerah-daerah itu, menurutnya masih ada standar fasilitas puskesmas yang kurang dan tenaga kerja yang terbatas. Karena fasilitas dan tenaga kerja yang terbatas itu, maka mereka tidak memperhatikan kebutuhan cairan untuk tubuhnya.
Dia memberikan penjelasan sebuah sampel, yang diambilnya di toilet pria di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Dari sampel tersebut, dia mendapatkan hasil warna urin yang berbeda-beda. Perbedaan warna urin tersebut menunjukkan status hidrasi seseorang.
Terdapat sebanyak 1 juta penderita gagal ginjal di Indonesia yang harus melakukan cuci darah dua kali seminggu. Biaya untuk satu kali cuci darah sebesar Rp 75 ribu. Dan BPJS mengeluarkan dana sekitar Rp 1 triliun bagi peserta BPJS yang harus melakukan cuci darah. Kekurangan cairan yang berkualitas merupakan salah satu penyebab gagal ginjal.