Senin 11 May 2015 14:26 WIB

Kekurangan Mikronutrien Berpengaruh pada Ekonomi Negara

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Vitamin A
Foto: hidrateh20
Vitamin A

REPUBLIKA.CO.ID, Kekurangan mikronutrien tak hanya berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Tapi ternyata berdampak pula pada ekonomi. Mau tahu seperti apa korelasi keduanya?

Head of Public Health Nutrition Department Dr. Jörg Spieldenner, seorang staf ahli dari Nestlé Research Center di Lausanne, melakukan beberapa penelitian mengenai defisiensi mikronutrien. Ia mengatakan bahwa dalam studi Nestlé Research Center yang diterbitkan tahun lalu, model ekonomi kesehatan digunakan untuk menghitung total biaya akibat kekurangan zat besi, vitamin A dan zinc pada kelompok anak-anak usia enam bulan sampai lima tahun di Filipina.

“Hasil penelitian menunjukkan biaya medis yang dikeluarkan karena kekurangan zat besi, zinc, dan vitamin A di Filipina mencapai 30 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 390 miliar per satu tahun untuk satu generasi,” jelasnya kepada wartawan dalam acara Changing a Child’s Life : The Importance of Mikronutrients During Weaning Period, di Jakarta, Senin (11/5).

Namun yang lebih mengkhawatirkan adalah kerugian produktivitas kerja karena berkurangnya pendapatan seumur hidup, dimana di Indonesia angka kerugian mencapai miliaran dolar untuk kasus anemia saja. Kekurangan mikronutrien begitu mahal dan sangat merugikan kualitas hidup masyarakat. Pada populasi yang lebih besar, masyarakat harus mengelurkan uang lebih besar untuk kompensasi ini. “Oleh sebab itu sebaiknya dilakukan pencegahan,” ujar Dr. Jörg Spieldenner.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement