Selasa 21 Jul 2015 01:44 WIB

‎Kecanduan Televisi Tingkatkan Risiko Korban Bullying

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Anak sedang menonton televisi (ilustrasi)
Foto: antara
Anak sedang menonton televisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak alasan mengapa anak jangan dibiarkan terlalu lama menonton televisi. Anda pun mungkin sudah mengetahuinya. Namun kini ada alasan baru mengapa sebaiknya Anda tidak membiarkan anak terlalu lama 'nongkrong' di depan televisi. 

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pekan ini dalam Journal of Developmental and Behavior Pediatrics, televisi berbahaya bagi anak karena dapat menempatkan mereka pada risiko lebih tinggi sebagai korban penindasan di kemudian hari. 

Peneliti menemukan tingkat risiko lebih tinggi dari menonton televisi pada anak antara usia dua tahun hingga kelas enam sekolah dasar. "Karena waktu mereka lebih banyak dihabiskan untuk menonton televisi daripada interaksi dengan keluarga yang merupakan kendaraan utama sosialisasi," kata penulis studi dan profesor di University of Montreal, Linda Pagani seperti dikutip dari The Telegraph. 

Dia mengatakan menonton televisi terkait dengan defisit perkembangan fungsi otak yang mendorong hubungan interpersonal dan bagaimana anak-anak mengatur emosi mereka. Menonton televisi juga menyebabkan si kecil kekurangan kontak mata dengan sesamanya yang merupakan landasan persahabatan dan interaksi sosial.

Dalam studi tersebut, Pagani melihat 991 anak perempuan dan 1.006 anak laki-laki yang tumbuh di Kanada. Orang tua diminta melaporkan kebiasaan menonton televisi anak mereka. Anak-anak yang sering menghabiskan waktu di depan televisi melaporkan bahwa menjadi korban bullying di kelasnya. Tindakan itu termasuk barang-barang yang diambil dari mereka hingga gangguan fisik dan verbal. 

Pagani menemukan setiap kenaikan 53 menit menonton televisi setiap hari, maka risiko intimidasi meningkat sebesar 11 persen. The American Academy of Pediatrics merekomendasikan waktu menonton televisi sebaiknya tidak melampaui satu sampai dua jam setiap harinya untuk balita. Tak hanya sampai di situ, orang tua harus membimbing tayangan televisi yang baik bagi anak. 

Pagani mengatakan waktu bermain di luar televisi memberikan anak-anak kesempatan menjadi lebih kreatif dan orang tua berkesempatan memperbaiki atau mempromosikan perilaku sosial. Hanya ada 24 jam dalam sehari.

"Setengah dari waktu itu dihabiskan anak-anak untuk kebutuhan dasarnya seperti makan, tidur, dan istirahat. Akan lebih baik jika sisanya digunakan untuk berkegiatan dan memperkaya hubungan," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement