Jumat 21 Aug 2015 07:21 WIB

Ini Panduan Minum yang Dianjurkan Bagi Jamaah Haji

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) pertama berada di ruang Mina ketika tiba di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/8).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Jamaah calon haji kelompok terbang (kloter) pertama berada di ruang Mina ketika tiba di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (20/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim haji sebentar lagi tiba. Bagi Anda yang akan berangkat tahun ini sebaiknya mulai mempersiapkan berbagai keperluan haji. 

Di Tanah suci masalah kesehatan jamaah haji Indonesia yang paling sering terjadi adalah dehidrasi. Untuk menghindari dehidrasi, Perwakilan Indonesia Hydration Working Group (IHWG), dr Purwita Wijaya Laksmi, SpPD, K-Ger, mengingatkan jamaah harus memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya. Dimana 50 hingga 60 persen tubuh berisi komponen air, karena itu tak heran kebutuhan cairan tubuh harus tercukupi dengan baik.

Kebutuhan cairan bagi orang dewasa jika sehat, kondisi normal, dan aktivitasnya juga normal, sekitar 25 hingga 30 ml per kilogram berat badan. Namun, di Tanah Suci kebutuhan cairan tentu lebih banyak. Ini karena faktor cuaca di Tanah Suci, yang bersuhu tinggi, kelembaban rendah tapi aktivitas yang harus dilakukan jamaah tinggi. “Mereka membutuhkan 30 hingga 60 persen lebih banyak cairan, tergantung dari aktivitasnya,” jelasnya dalam acara Peluncuran Buku Pedoman Hidrasi Jamaah Haji dan Umroh, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Jika kekurangan cairan, Anda akan mengalami masalah kesehatan. Mulai dari lemas, kejang-kejang, hilang kesadaran, bahkan kematian. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi kegiatan ibadah.

Agar hidrasi tetap terjaga dengan baik, Purwita menyarankan  menjaga proses hidrasi sejak di Tanah Air. Biasakan pola hidup sehat, gizi seimbang dan makan teratur. Selain itu, minum tidak hanya disaat makan. Tapi juga diantara waktu makan.

Selanjutnya dalam penerbangan dari Indonesia menuju Tanah Suci yang akan memakan waktu sekitar 10 jam, Anda juga harus mengonsumsi minuman.  “Jangan sampai ketika tiba di tanah suci sudah dehidrasi duluan. Ini harus disadari karena ini untuk kepentingan diri sendiri,” ujarnya.

Lalu bagaimana dengan pola konsumsi cairan di Tanah Suci? Ia menjelaskan sebaiknya Anda minum tidak langsung sekaligus banyak karena akan membuat perut Anda kembung. Ini akan mengganggu toleransi lambung, apalagi pada usia lansia yang toleransi lambung sudah tidak baik. “Kalau minum langsung banyak akan kembung dan mual, pada akhirnya justru mengganggu aktivitas ibadah haji,” ujarnya.

Untuk memenuhi hidrasi di Tanah Suci, sebaiknya minum saat waktu shalat, dalam perjalanan ke pondokan, saat makan besar dan saat makan camilan atau kudapan.

 

Tim Penyusun Buku Paduan Hidrasi Saat Haji dan Umrah, dr Agung Frijanto, SpKJ menambahkan untuk memenuhi hidrasi di Tanah Suci sebaiknya Anda mengonsumsi delapan kali masing-masing 300 cc air. Dibagi menjadi lima kali waktu shalat dan tiga kali saat makan.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement