REPUBLIKA.CO.ID, Banyak orang yang mulai menggunakan minyak nabati untuk memasak. Alasannya, tentu karena minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan ini dinilai lebih sehat dibanding minyak goreng pada umumnya.
Macam-macam minyak nabati seperti kelapa, kedelai, sawit, dan jagung diyakini menjadi pilihan tepat bagi orang-orang yang menghindari kolestrol karena tidak mengandung lemak jenuh. Namun, siapa sangka tak semua jenis minyak dari sayuran dan tumbuh-tumbuhan itu sehat. Hal tersebut karena terdapat bahan kimia yang menyebabkan penyakit berbahaya.
Beberapa jenis minyak nabati diketahui mengandung bahan kimia yang disebut alheida. Selama ini, bahan kimia tersebut sering dikaitkan sebagai salah satu penyebab penyakit kanker hingga Alzheimer.
Matin Grootveld, seorang profesor di bidang kimia bioanalitical dan patologi dari Universitas Demonfort mengatakan makanan yang digoreng dalam minyak nabati menjadikan alheida di dalamnya naik hingga 200 kali lebih banyak. Jumlah kandungan bahan kimia ini pun melampaui batas harian, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh organisasi kesehatan duia (WHO).
"Seperti menggoreng ikan dengan minyak nabati, meski terdengar sehar, rupanya zat kimia alheida di dalam makanan ini jadi 200 kali lebih banyak dari batas harian yang disarankan," ujar Martin, dilansir Independent, Ahad (8/11).
Sebaliknya, mentega, hingga minyak goreng pada umumnya diketahui menghasilkan zat kimia yang lebih rendah. Namun, kandungan lemak jenuh yang cukup tinggi di dalamnya juga menyebabkan lebih banyak bahaya bagi tubuh.
Karenanya, mengacu pada lembaga kesehatan di Inggris, National Health Service (NHS) menyarankan gunakanlah minyak secukupnya saat menggoreng. Baik minyak nabati maupun non nabati.
Selain itu, zaitun sebagai salah satu jenis dari minyak nabati juga masih dapat menjadi pilihan. Diketahui kandungan alheida yang ada pada minyak ini lebih rendah dan demikian dengan jumlah lemak tak jenuh di dalamnya.