Jumat 13 Nov 2015 11:41 WIB

Jangan Mengganti Nasi dengan Gandum, Ini Sebabnya!

Rep: C32/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
makan nasi
Foto: corbis
makan nasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cina menjadi negara yang selalu menjadikan nasi sebagai santaman utama sekalipun saat sarapan. Meskipun begitu di negara lain sering kali nasi dihindari karena ditakuti akan membuat gemuk sehingga diganti dengan bahan makanan lain.

Seperti dilansir Timesofindia, Rabu lalu (11/11), ahli nutrisi olahraga Rujuta Diwekar mengungkapkan mengganti nasi dengan gandum bukan ide yang baik. Hal tersebut dikarenakan mengurangi asupan asam amino yang penting untuk membangun protein dan vitamin B.

Belum lagi ada yang mengganti dengan beras merah untuk mengimbangi serat yang dibutuhkan tubuh. Padahal beras biasa jauh mengandung serat lebih banyak untuk dicerna, sedangkan beras merah akan menyebabkan gangguan pencernaan.

Cuma memang ada cara khusus agar beras biasa ini mampu memberikan tambahan manfaat lebih dari beras merah. Hal itu semua bermula dari proses menyuci beras tersebut.

Menurut Diwekar, protein beras padi lebih mudah diserap dengan baik oleh tubuh daripada beras merah. Selain itu, beras padi lebih mudah untuk memasak dan dicerna dibandingkan dengan beras merah.

Pada intinya, beras biasa selain sangat mudah untuk dicerna dan diserap juga bisa untuk mengasimilasi protein yang memudahkan sistem ekskresi pada tubuh. Satu hal yang buruk, menurut dia adalah menyebut bahan makanan satu lebih baik dari yang lain. Dimana saat ini sebagian orang menyebut bahan gandum lebih baik dari nasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement