Kamis 31 Mar 2016 07:16 WIB

Tak Semua Gangguan Penglihatan Bisa Diatasi dengan Kacamata

Rep: Reiny Dwinanda/ Red: Indira Rezkisari
Beberapa gangguan tajam penglihatan tidak bisa diobati dengan penggunaan kacamata. Penderitanya harus menjalani tindakan demi bisa melihat secara jelas.
Foto: EPA
Beberapa gangguan tajam penglihatan tidak bisa diobati dengan penggunaan kacamata. Penderitanya harus menjalani tindakan demi bisa melihat secara jelas.

REPUBLIKA.CO.ID, Tajam penglihatan Anda berkurang? Cobalah periksakan ke dokter mata. Lewat serangkaian pemeriksaan, dokter akan menguak sumber masalahnya.

Gangguan tajam penglihatan (visus) dapat bersumber dari kelainan refraksi ataupun kelainan pada organ mata. Orang yang mengalami kekeruhan kornea, katarak, glaukoma, masalah saraf mata, kelainan retina, maupun kekeruhan badan kaca termasuk dalam kategori pengidap kelainan organ mata. "Kelainan tersebut tidak bisa diatasi dengan pemakaian kacamata," jelas dr Setio Budi Riyanto SpM(K).

Sementara itu, kelainan refraksi bisa berupa rabun jauh (miopia), rabun dekat (hipermetropia), silindris (astigmatism), maupun rabun tua (presbiopia). "Pada orang normal, bayangan benda jatuh tepat di titik fokus dan itulah yang bermasalah pada orang dengan kelainan refraksi," jelas konsultan sekaligus dokter operator untuk bedah katarak dan refraktif ini.

Kelainan refraksi tersebut bisa dikoreksi dengan pemakaian kacamata atau lensa kontak. Penderitanya dapat menjajaki kemungkinan menjalani tindakan operatif tanam lensa. "Prosedurnya mirip dengan operasi katarak," kata Direktur Jakarta Eye Center Menteng, Jakarta Pusat ini.

Alternatif terakhir, laser terapi. Teknologi yang pertama kali dikembangkan pada 1990-an ini telah mengalami kemajuan pesat. Inovasi terakhir memungkinkan pemantauan pergerakan bola mata secara tujuh dimensi selama proses lasik.

"Dengan begitu dokter terbantu melacak pemfokusan posisi mata secara konstan selama melakukan lasik untuk memperbaiki tajam penglihatan pasiennya," ujar Setio saat memperkenalkan 7D Z-Lasik yang pertama kali diaplikasikan di Indonesia oleh Jakarta Eye Center.

(baca: Aduh, Mata Pengguna Lensa Kontak Tinggi Kandungan Bakterinya)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement