REPUBLIKA.CO.ID, Kacamata sebetulnya termasuk opsi yang efektif untuk mengatasi kelainan refraksi. Orang dengan minus, plus, silindris, maupun plus-minus sangat terbantu tajam penglihatannya berkat kacamata. Akan tetapi, sebagian orang merasa performa maupun penampilannya terganggu dengan kacamata.
"Orang yang hobi olahraga air, golf, balap mobil, basket, maupun artis terkadang merasa penggunaan kacamata mengganggu aktivitas ataupun penampilannya," kata dr Setio Budi Riyanto SpM(K).
Mereka yang enggan berkacamata lantas mengandalkan lensa kontak. Seberapa bagus pilihan ini?
"Lensa kontak cukup baik, namun risikonya cukup tinggi," jelas Presiden Indonesian Society Cataract and Refractive Surgery ini.
Dalam pemakaian yang terlalu lama, lensa kontak berpotensi menimbulkan infeksi pada mata. Jika dibiarkan, mata bisa terinfeksi sehingga mengalami kekeruhan kornea. "Kondisi ini lebih susah diperbaiki daripada masalah gangguan refraksi," tutur Setio.
Lensa kontak juga dapat membuat mata menjadi kering. Pemakaiannya pun tidak cocok bagi semua pengidap kelainan refraksi. "Sementara itu, lasik masih menjadi operasi yang termasuk penunjang gaya hidup karena tujuannya memperbaiki gangguan tajam penglihatan agar pengidapnya terbebas dari penggunaan kacamata atau lensa kontak," ungkap Setio.