REPUBLIKA.CO.ID, Risiko seorang juru masak termasuk ibu yang rutin memasak didapur adalah terkena luka bakar. Entah karena cipratan minyak ataupun api dari kompor. Atau lebih parahnya bisa karena tabung gas meledak.
Menurut Ketua Bidang Diklat dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), Dr Wishnu Pramudito DP, SpB, luka yang paling kejam adalah luka bakar. Karena proses penyembuhannya cukup lama. Luka bakar ini harus dilihat seberapa luas dan seberapa dalam luka bakarnya.
Kalau kedalamannya, lanjutnya, ada tiga derajat, satu, dua dan tiga. Derajat satu hanya kemerahan karena hanya mengenai permukaan kulit. Ini terjadi saat orang terkena sinar matahari atau sering berjemur. Sedangkan derajat dua adalah yang paling sakit dan tidak nyaman. Ini karena setengah bagian kulit yang terkena, daerah tempat sensorik. Sementara luka bakar dalam derajat tiga dan empat, dimana kulit sudah hangus, sudah tidak berasa sakit karena sudah lebih dalam, sensoriknya sudah hilang.
“Kalau hanya permukaan, kalau derajat satu sembuh sendiri, nah kalau derajat dua harus dilihat, luka bakar fungsi kulit hilang karena permukaan hilang,” ujarnya dalam Media Workshop Siap P3K Bersama #SiagaHansaplast, di Jakarta.
Salah satu fungsi kulit adalah melindungi 60 persen cairan di dalam tubuh. Kalau luka bakarnya terbuka dan luas, mau tidak mau harus dibawa kerumah sakit. Indikasi pasien luka bakar dirawat kalau pasien alami luka bakar derajat dua dan kemungkinan kehilangan ciaran. Lukanya sekitar 20 persen.
Kalau lukanya hanya satu sampai lima persen, ini hanya dibersihkan biasa saja. Tutup luka dengan dengan kassa lembab atau bisa juga tutup luka dengan plastik untuk makanan sampai terjadi epitelisasi (bentuk jaringan baru) sekitar lima sampai sepuluh hari kalau merahnya sudah kusam berarti sudah menutup kulit, buka dan ganti kalau kotor.
Tapi yang paling penting saat luka bakar terjadi, jangan diberikan apa-apa, misalnya odol atau pasta gigi, mentega, kecap atau lainnya. Karena ini tidak akan membantu penyembuhan luka bakar, malah justru bisa membuatnya infeksi.
“Kalau sudah pakai odol, mentega atau kecap, akhirnya pasien masuk rumah sakit operasi karena odol dan lainnya harus dibersihkan. Karena tidak bisa dibersihkan dengan cairan biasa. Kalau tidak virus atau kuman malah masuk diluka. Tadinya niat baik mau menyembuhkan luka bakar, justru malah menjerumuskan,” ujarnya.
Ketika pertama kali orang terkena luka bakar, siram luka bakar dengan air mengalir, agar panasnya ikut terbawa dan menghentikan pembakaran. Dan residu diharapkan bisa hilang. Setelah itu bisa dirawat dirumah. Bisa dicuci dengan sabun bayi karena pH-nya netral tidal menimbulkan nyeri. Tapi jangan digosok saat dikeringkan. Cukup ditotol saja. Kemudian lukanya tutup kembali.