REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian terbaru menyebutkan seorang wanita yang baru saja keguguran bisa hamil kembali dalam waktu kurang dari enam bulan. Ini sebetulnya bertentangan dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengatakan wanita setidaknya harus menunggu lebih dari enam bulan untuk hamil lagi.
Jadi, mana yang benar? Peneliti dari University of Malta dan University of Aberdeen menyurvei satu juta perempuan di 11 negara berbeda. Ada dua temuan utama mereka.
Pertama, wanita yang hamil lagi kurang dari enam bulan setelah keguguran tidak berisiko lebih buruk dibanding mereka yang menunggu untuk hamil lagi setelah enam bulan. Kedua, jika wanita hamil kurang dari enam bulan, maka risiko keguguran lagi dan kelahiran bayi secara prematur tetap bisa dihindari.
"Ini memang bertentangan dengan rekomendasi WHO. Meta-analisis kami menunjukkan bahwa kurang dari enam bulan adalah waktu terbaik," kata Sohinee Bhattacharya dari University of Aberdeen, dilansir dari Made for Mums, Rabu (14/12).
Salah satu penjelasan paling logis adalah wanita yang mengalami keguguran biasanya lebih maksimal mengurus diri sendiri. Mereka biasanya lebih termotivasi untuk hamil kembali dan kondisi tubuhnya lebih subur, meski jawaban ini masih menjadi spekulasi.
Ruth Bender Atik dari The Miscarriage Association mengapresiasi studi terbaru tersebut. Dia menilai pasangan dapat berusaha hamil lagi setiap kali mereka siap melakukannya.
National Health Service (NHS) menyimpulkan bahwa penelitian ini menunjukkan pedoman WHO yang masih berlaku saat ini perlu ditinjau ulang. Menunda kehamilan tidak selalu meningkatkan hasil optimal.