Selasa 20 Dec 2016 18:18 WIB

Anak dengan Gen Kegemukan Lebih Reaktif pada Iklan Makanan

Ilustrasi
Foto: Yibada
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anak-anak dengan resiko genetika kegemukan bereaksi lebih kuat terhadap iklan makanan di televisi di satu wilayah otaknya yang berkaitan dengan pemrosesan imbalan. Hal itu menurut studi baru yang disiarkan, Senin (19/12).

Temuan tersebut diharapkan bisa membantu memahami mengapa sebagian anak lebih mungkin untuk secara berlebihan makan makanan yang tidak sehat.

Studi itu adalah yang pertama yang meneliti bagaimana gen penting kegemukan, yang dikenal dengan nama gen yang berkaitan dengan kegemukan dan massa-lemak (FTO), mempengaruhi reaksi otak terhadap iklan makanan dan petunjuk lain untuk makan, kata beberapa peneliti di Dartmouth College.

Temuan tersebut disiarkan di jurnal AS Proceedings of National Academy of Sciences. Di dalam studi itu, 78 anak --yang berusia sembilan sampai 12 tahun-- menyaksikan tayangan televisi anak-anak di mesin pencitraan resonansi magnetik.

Untuk menirukan pengalaman nonton televisi di rumah, tayangan tersebut meliputi 12 menit jeda iklan --setengahnya adalah iklan makanan cepat saji dan setengah lagi barang non-makanan.

Anak-anak juga dinilai berdasarkan resiko genetik mereka bagi kegemukan berdasarkan gen FTO, yang dengan kuat meramalkan kegemukan sepanjang kehidupan mereka, demikian laporan Xinhua, Selasa siang.

Nucleus accumbens, satu wilayah di otak yang biasanya berkaitan dengan keinginan akan imbalan, bukan hanya secara fisik lebih besar pada anak-anak yang memiliki jenis-gen FTO resiko gemuk dibandingkan dengan anak-anak yang secara genetika memiliki resiko rendah tapi juga memperlihatkan reaksi keinginan yang lebih besar terhadap iklan makanan.

"Sebanyak sepertiga iklan yang dilihat anak-anak di jaringan televisi adalah iklan makanan, dan masing-masing mendorong anak untuk makan," kata penulis senior Diane Gilbert-Diamond, Asisten Profesor Epidemiologi di Geisel School of Medicine, Darmouth, di dalam satu pernyataan.

"Kami mengetahui dari pekerjaan kami terdahulu bahwa anak-anak dengan faktor resiko-gemuk genetika yang sama lebih mungkin untuk makan berlebihan setelah menyaksikan iklan makanan di TV, bahkan ketika mereka tidak lapar. Pemeriksaan otak menunjukkan anak-anak ini mungkin sangat rentan terhadap petunjuk makanan, dan membatasi terpajan iklan makanan dapat menjadi cara yang efektif untuk memerangi kegemukan pada anak-anak," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement