REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Spesialis kedokteran olahraga, Dr Michael Triangto, SpKO, dalam acara Perayaan Nasional Indonesia Bebas Anemia yang diselenggarakan oleh Merck, di TMII, Jakarta, mengatakan anemia jika dibiarkan akan berakibat fatal. Kalau darah menjadi encer, sehingga darah akan mengikat oksigen, oksigen jadi berkurang, dan timbullah sesak.
Jika dibiarkan, hal itu dapat membuat seseorang pingsan. "Nah ketika dia pingsan, tubuh berusaha memenuhi itu. Jantungnya memompa lebih cepat, berdebar-debar. Kalau berdebar-debar terus, jantung jadi membesar, secara tidak langsung dia memaksa terus untuk memenuhi kebutuhan yang minimal tadi, nah itu menjadi besar, jadi gagal jantung nanti," jelasnya.
Dan kalau sudah begitu, dia nanti akan berdampak pada yang lain, organ yang lain, kenapa? Karena kekurangan semua. "Pucat letih lesu, nah disitu produktivitas kerja menjadi turun, secara nasional angka kesakitan dan angka pengobatan atau biaya pengobatan jadi naik. Karena itu di Indonesia diupayakan bebas anemia," ujarnya.
Menurutnya, kita harus segera periksa ke dokter, bilamana suatu keluhan itu tidak menghilang dalam waktu dua atau tiga hari. Maka kita membutuhkan dokter. Misalnya pilek, batuk, makin lama makin berat dan itu dibiarkan saja, sampai batuk parah atau berlendir, itu kelamaan. Tapi kalau pilek biasa, minum vitamin atau jus, sembuh, ya sudah, atau coba minum obat warung sembuh.
"Tapi kalau sudah minum obat warung dan melakukan sesuatu yang sudah dianggap cukup belum juga sembuh, berarti kita membutuhkan bantuan dokter, begitu juga anemia, kalau kita pusing-pusing, ini kok pusing terus ya, kenapa ya, oh capek kali, istirahat tidur, bangun masih pusing juga. Coba tensi, tensi bagus dan masih pusing periksakan ke dokter itu bisa saja anemia," ujarnya.
Tapi harus diingat, orang yang anemia belum tentu tensi darahnya rendah, bisa juga tekanan darahnya tinggi. Nah beda dengan hipotensi darah rendah dengan anemi. Anemia sel dalam darahnya kurang sedangkan hipotensi, pompa tensinya kurang.