Kamis 22 Jun 2017 18:40 WIB

Menkes Ingatkan Tetap Jaga Pola Makan Saat Lebaran

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek bersama Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Edi Sukmoro (ketiga kanan) saat meninjau posko kesehatan mudik lebaran di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (20/6).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Kesehatan Nila F Moeloek bersama Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) Edi Sukmoro (ketiga kanan) saat meninjau posko kesehatan mudik lebaran di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (20/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga kesehatan saat Lebaran dengan menjaga pola makan yang sehat.

"Kita sudah sebulan berpuasa, hari pertama lebaran biasanya lupa ya, makanan semua enak sekali. Dikira-kira saja, kita bisa mengukur diri sendiri," kata Nila di Jakarta, Kamis (22/6).

Nila mengemukakan biasanya jamuan yang disajikan saat Hari Raya Idul Fitri cenderung berkalori tinggi, bersantan, dan kue-kue manis. Terlebih, tiap bersilaturahim ke sanak saudara atau tetangga kembali disajikan makanan yang hampir sama dengan kadar kalori tinggi.

"Makan sedikit-sedikit tapi bisa mencoba beberapa kali, itu barangkali lebih bagus dibanding sekaligus mau lagi mau lagi," kata Nila.

Selain itu, Nila juga mengingatkan agar masyarakat tetap mengecek kondisi kesehatan untuk deteksi dini apabila terjadi gangguan pada tubuh. Sementara bagi masyarakat yang mudik ke kampung halaman Nila juga berpesan agar benar-benar menjaga kesehatan selama di perjalanan.

Bagi yang mudik menggunakan mobil pribadi dianjurkan untuk istirahat selama empat jam sekali dan rutin mengecek kondisi di pos kesehatan. Selain itu, Nila juga menganjurkan agar yang bepergian dengan waktu tempuh yang lama menyiapkan perbekalan dan tidak mengonsumsi makanan sembarangan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement